Akan ku ceritakan seperti apa kau dimataku, hingga ku namakan kau "dunia".

Enter Slide 1 Title Here

Enter Slide 2 Title Here

Enter Slide 3 Title Here

Selasa, 22 Juli 2014


Lama tidak mendengar kabarmu. Bagaimanakah kamu sekarang? Semoga kamu dijaga olehnya dengan baik. Jangan sampai percuma melepas aku, jauh dariku bukan berarti tanpa tertawa. Meski iya sedihnya tak selucu aku. Janganlah jatuh air matamu, meninggalkan aku sendiri kan seharusnya bukan untuk bersedih sepanjang hidup. Semangatlah untuk membuat dirinya mencintaimu. Memang, sesekali aku mencoba mencinta. Mendobrak pintu hatiku, namun apa mau dikata? Malah melukai perasaan orang. Apa cinta yg meledak-ledak menghancurkan hati sendiri? Sebab setiap bunyi hantaman keras, ku dengarnya bagai namamu. Beberapa menyukaiku dengan lembutnya, tapi tidak sedalam kamu mengenal aku.


Aku punya langit cinta yang siap menghujanimu. Tetapi, kau malah merasa ada diatas awan. Sambil kau acuh dan mengabaikan hadirnya aku disini, maukah kau sebentar saja menoleh ke arahku? Untuk melihat betapa aku bodoh sekali. Aku tidak mengerti dan lebih banyak jadi mengapa, terkadang entah, terkadang yasudah. Sekarang, apa maumu? Melihatku menangis menjerit-jerit tetapi sambil memberi tepuk tangan? Karna kau hebat sayang, hebat. Sadarilah tentang betapa hebatnya kau bersandiwara, hingga aku jadi bahagia setengah mati. Kini ketulusanku telah kalah oleh kerinduanmu. Kerinduanmu akan kesedirian. Kau tidak jatuh cinta padaku, kau hanya jatuh cinta pada saat-saat indah bersamaku. Setelah jauh waktu berjalan, berkali-kali siang berganti malam, ternyata aku hanya sesuatu tetapi bukan siapa-siapa. Aku bukan pujaan untukmu. tetapi Inilah aku, meski jarang membuatmu tertawa, setidaknya aku tak selalu membuatmu sedih. Tapi, jika humor  rasanya tidak membuatmu tertawa lagi, semoga sedihku bisa kamu tertawakan :)



kalau kamu datang, aku berjanji tidak akan bertanya kenapa baru sekarang. Kalau kaau datang, aku berjanji tidak akan membuatmu berdiri didepan pintu terlalu lama. Kalau kamu datang, aku berjanji tidak akan bertanya hati mana saja yang telah kau lewati untuk sampai disini. Karna dengan langkahmu, aku terbangun dari mati suri yang ku nina bobokan sendiri. Kalau kamu datang, tolong jangan pergi. Aku lelah menjaga pintu. Kalau kamu datang, aku berani sumpah aku tenang. 


oh ya seiring berjalannya waktu. sejak kau memutuskan pergi tanpa ada kata pisah, sejak kau memustuskan untuk bersamanya, akhirnya aku bisa tersenyum lagi. Senyum kecil, senyum yg sama yg pernah aku lempar disaat aku tau bahwa aku bukan satu-satunya. Seharusnya aku lebih berekspresi, sebab kebohongan ini amat menyentak. Aku ingin melangkah mundur, sambil memberi tepuk tangan. Kau hebat, ini panggungmu, tempatmu lihai bersandiwara. Sementara aku, terlampau merasakannya. Terkadang, pengakuan adalah pukulan yang telat. Terimakasih, setidaknya setelah kau ketahuan kau tidak menyangkal. Sekarag aku harus bagaimana? Kenyataannya ternyata hatiku yg berbicara dengan otakmu. Dan orang terlanjur mengatakan bahwa kita cocok. Sial, aku tidak tahu harus bagaimana? Sekalipun aku tahu kau salah. Orang yg salah patut dihukum sebelum pintu maaf terbuka lebar. Namun hukuman apa yang pantas untuk pembohong? Beritahu aku apa. Aku tidak mungkin hanya sekedar menghujam sumpah. Sebab kata-kata kutukan tidak seharusnya keluar dari mulutku. Mungkin suatu hari, saat kau telah menggenggam semua keinginannmu kau hanya akan bertanya aku dimana, sambil menyiksa diri sendiri. Apa ada banyak aku di kepalamu? Aku yang bagaimana yang kamu mau? Aku yang hitam? Aku yang putih? Aku yang besar? apa aku yang kecil? Aku Cuma satu, andai itu cukup bagimu. Padahal dengan sedikit kepura-puraan, aku bisa membuatmu tersenyum. Dengan bersandiwaara, aku bisa membuatmu percaya. Tetapi tidak dengan cara itu aku ingin dicinta. Rasa kagum ada syaratnya. Tetapi, cinta memiliki hukum sendiri. Aku ingin mengakui, bahwa ini lah aku yang sesungguhnya. Aku tidak apapa nya dibanding sosok dia yang kamu kenal. Mungkin disisi lain banyak juga orang berkata bahwa aku bukan orang yang tepat untukmu. Mungkin mereka benar. Aku hanya tidak ingin membenarkan kelemahanku. Namun, kau boleh mendengarkan aku berbicara dengan jujur. Sebab karna aku mencintaimu, aku sanggup mengatakan hal ini. Aku tidak ingin menyakitimu. Bahkan aku tidak sanggup melakukannya. Aku mencintaimu, entah darimana aku mendapakan kekuatan itu. Tetapi demi kamu aku akan berjuang melawan segala keinginanku. Aku tau ini bukan hal yg mudah untuk membuatmu yakin. Terlebih mereka, ada berbagai noda melekat didiriku. Kau boleh melihatnya. Sekarang, siapa yang sangka kau ada dihati ini? Membasuhku dengan ketulusan. Aku tidak mengatakan bahwa hatiku sepenuhnya bersih. Namun aku percaya, bila aku dengan kamu yang mampu akan berjalan diarah yg benar dan menjadi peribadi yg lebih baik. Hanya dimatamu aku melihat keyakinan dan melihat diriku yang sebenarnya, yang tidak ditutup-tutupi juga tidak disembunyikan. Inilah aku, yang karna kehadiranmu, aku patut mengucapkan rasa bersyukur ku kepada Tuhan. tetapi itu dulu, sebelum semua berakhir seperti ini.

Popular Posts

Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Daftar Blog Saya

RM

Mengenai Saya

Foto saya
Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia

Hallo

the art of overthinking

It cannot be more simple than it is — with life comes all these rapid changes pretty unexpectedly, whether it greets you loudly or tries to ...

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

About