Mungkin ketika
aku memposting tulisanku ini, dimana disitu akutelah berdamai dengan masalalu
dan menata semuanya dari awal dengan masa kini yang aku jalani.
Aku tak
ingin menyebar luaskan tulisanku ini. Karena aku sendiri sangat kasihan kepada
diriku sendiri. Aku bukan seseorang yang “ria” akan kisahku sendiri. Aku tak ingin mendapatkan belas kasihan dari
orang lain sehingga aku mendapatkan perlakuan yang amat baik tetapi atas dasar “kasihan”.
Biarlah mungkin ada orang entah 1 atau mungkin tidak ada sama sekali yang
sering mengunjungi blogku setiap saat. meskipun blogku tidak seperti blog-blog
yang kebanyakan orang lain miliki. Blog ku bukan kumpulan sajak. Blog tempat
akau berbagi cerita ketika aku tidak ingin menceritakan ceritaku kepada orang
lain. Jadi, ketika aku menulis blog, disaat itulah hanya blog tempat aku
berbagi cerita dan tidak ada yang lain lagi kecuali Allah SWT.
Aku ingin
berdamai dengan masalalu. Berdamai pada kebencian dan sifat egois ku. aku tipikal
orang yang tidak mau memaafkan dan meminta maaf kepada oarang-orang yang sudah
membuat patah. Hal yang sangat sulit aku ucapkan adalah itu. Untuk itu aku
ingin berminta maaf kepada masalalu. Kepada orang-orang yang pernah singgah,
aku ingin meminta maaf. Aku ingin meminta maaf karena aku tak pernah memberikan
kesempatan untuk mendengarkan kalian dan tak pernah memberi kesempatan untuk aku
memaafkan. Yang aku perlihatkan saat itu hanyalah sifat egois dan kebencian ku.
aku bahkan menghilang sebelum aku memaafkan kalian atau aku yang meminta maaf.
memang aku seperti itu, caraku untuk hidup tenang mungkin adalah menghilang
seperti itu. Tetapi bukan tenang yang aku dapatkan melainkan sebaliknya. Aku hanya
belajar mengabaikan dan tidak peduli untuk tersenyum. Dan aku kerap berpura-pura
melupakan orang dimasalaluku.
Aku ingin
meminta maaf pula pada orang-orang yang aku abaikan. Sungguh tak ada maksud
apapun. Hatiku hanya susah untuk menerima orang baru. Menerima orang baru
seperti menerima luka baru. Aku bersikap jutek, tidak peduli atau apapun
sebenarnya karena aku memiliki rasa kasihan. Jika aku berlaga baik, aku yakin
itu hanya akan memperparah dan membuat sebuah harapan tinggi. Dan yang aku
takutkan aku tidak bisa bersahabat dengan harapan itu. Maklumilah. Tapi jika
aku pergi sekarang, itu bukan karena aku mencari orang baru. Bukankah melupakan
tak harus dengan adanya orang baru? Aku pergi hanya ingin berintropeksi diri. Memperbaiki
semuanya yang ada dalam diriku.
Aku juga
ingin meminta maaf pada orang-orang yang pernah mengambil orang yang aku
sayang. Terlalu kasar mungkin jika aku mengatakan “orang yang pernah mengambil
orang aku sayang”. Lalu aku harus memanggilmu dengan sebutan apa? Namamu? Itu tidak
mungkin dan ini media. Sikap ku terhadap kalian mungkin tidak seharusnya
seperti itu, seharusnya aku tidak hadir dalam hidup kalian. Yang mendorong ku
untuk hadir dalam hidup kalian itu hanya emosional semata. Aku tidak terima
orang yang aku sayang orang yang aku perjuangkan pertahankan malah jatuh di
hati orang lain. Tidak 1 atau 2 kali aku mengalami ini, ini teramat sering. Tetapi
aku hadirtidak mengganggu hidup kalian bukan? Aku tidak meneror atau apapun. Aku
diam. Aku hanya mencari informasi
tentang kalian dibalik diamku. Mencari informasi Tentang sedekat apa hubungan kalian.
Tidak heran aku banyak mendapatkan informasi yang mengejutkan tentang seputar
orang yang mengambil orang aku sayang. Lalu setelah sepanjang ini aku
bercerita, aku kembali dengan perkataan diawal paragraf ini. Aku ingin meminta
maaf. bukan maksudku membuat kalian merasa tidak enak atau terganggu, bukan
maksudku sungguh. Aku tidak sejahat itu. Aku hanya ingin membuktikan apakah
orang yang aku sayangi itu pantas dan layak berada di sisi kalian atau tidak.
Menata. meski bagamaiman pun juga aku harus menggapai cita-citaku. Apakah
aku harus pergi dan menghilang untuk menata masa depan? Agar aku tidak
mendapatkan kegagalan dipertengahan jalan? Aku bingung hal apa yang harus aku
lakukan sekarang. Aku ingin meminta maaf kepada semua orang yang mengenalku lalu
aku pergi dan hilang. Ingat. Aku bukan sedang bermain drama atau terlalu banyak
melihat sinetron. Tapi sungguh hatiku mengatakan aku harus pergi. Aku harus
pergi demi menata semuanya. Karena jika tak pergi hatiku mengatakan aku tak
akan peranh bisa. Lalu aku harus pergi? Aku menulis blog ini untuk mencari
jawaban itu. Apakah aku harus pergi atau tidak. Karena setiap aku menulis
pertanyaan itu pastilah hatiku sembari membaca setiap kata-katanya dan aku
mendapatkan jawabannya dari diriku sendiri.
Mungkin ketika
aku mempostingkan blog ini aku benar-benar sudah pergi dan berdamai pada
masalalu dan kebencianku. Aku hanya ingin meninggalkan sebuah senyuman bukan
sebuah penderitaan. Aku melupakan semuanya. Semua hal-hal yang pernah membuat patah.
Aku akan melupakan semuanya. Anggap saja itu tak pernah terjadi dalam hidupku. Aku
ingin memulai semuanya dengan senyuman.
Kalian sudah
berbahagia. Aku mengikuti kebahagiaan yang kalian miliki. aku turut berbahagia.
Sungguh, ini tulus. Tak ada yang aku khawatirkan lagi. Masing-masing dari
kalian sekarang sudah mempunyai orang yang terkasih. Yang akan membuat senyuman
kecil di bibir kalian dan perasaan bahagia nyata kalian. Lalu...
Maaf dan Selamat
tinggal J
Mungkin ini
tulisanku yang terakhir untuk blog ini. karena aku tak ingin menceritakan semua kisahku dan tak ingin banyak ada yang tau.
jika kalian menemukan aku disuatu jalan atau
tempat, berarti kalian bertemu dengan sosokku yang “Baru” hapus semua ingatan
kalian tentang semua yang kalian tau tentang rasa sakitku dan jangan
mengingatkan kembali akan itu. Bismillahirahmanniraahim.
“Karena apabila hidup
dipenuhi kebencian, tidakkah seperti hidup di dalam neraka? Naudzubillahhimindalik”
“Tidak ada yang kebetulan,
semuanya sudah ditulis didalam takdir dan hanya air matalah yang bisa
menghapusnya”
“Perenungan membuat
hati terasa hangat”
“Jika seseorang tidak
mengakui kesalahan-kesalahannya, dia tidak akan bertambah baik”
“Saat satu pintu terbuka
untuk membiarkanmu keluar, maka keluarlah. Jangan sampai terperangkap selagi
tinggal demi sesuatu yang sia-sia”
“Akan datang waktunya dimana
segala rasa sakit dan kenangan yang buruk terhapus oleh waktu”