Akan ku ceritakan seperti apa kau dimataku, hingga ku namakan kau "dunia".

Enter Slide 1 Title Here

Enter Slide 2 Title Here

Enter Slide 3 Title Here

Jumat, 26 Desember 2014

Mungkin ketika aku memposting tulisanku ini, dimana disitu akutelah berdamai dengan masalalu dan menata semuanya dari awal dengan masa kini yang aku jalani.

Aku tak ingin menyebar luaskan tulisanku ini. Karena aku sendiri sangat kasihan kepada diriku sendiri. Aku bukan seseorang yang “ria” akan kisahku sendiri.  Aku tak ingin mendapatkan belas kasihan dari orang lain sehingga aku mendapatkan perlakuan yang amat baik tetapi atas dasar “kasihan”. Biarlah mungkin ada orang entah 1 atau mungkin tidak ada sama sekali yang sering mengunjungi blogku setiap saat. meskipun blogku tidak seperti blog-blog yang kebanyakan orang lain miliki. Blog ku bukan kumpulan sajak. Blog tempat akau berbagi cerita ketika aku tidak ingin menceritakan ceritaku kepada orang lain. Jadi, ketika aku menulis blog, disaat itulah hanya blog tempat aku berbagi cerita dan tidak ada yang lain lagi kecuali Allah SWT.

Aku ingin berdamai dengan masalalu. Berdamai pada kebencian dan sifat egois ku. aku tipikal orang yang tidak mau memaafkan dan meminta maaf kepada oarang-orang yang sudah membuat patah. Hal yang sangat sulit aku ucapkan adalah itu. Untuk itu aku ingin berminta maaf kepada masalalu. Kepada orang-orang yang pernah singgah, aku ingin meminta maaf. Aku ingin meminta maaf karena aku tak pernah memberikan kesempatan untuk mendengarkan kalian dan  tak pernah memberi kesempatan untuk aku memaafkan. Yang aku perlihatkan saat itu hanyalah sifat egois dan kebencian ku. aku bahkan menghilang sebelum aku memaafkan kalian atau aku yang meminta maaf. memang aku seperti itu, caraku untuk hidup tenang mungkin adalah menghilang seperti itu. Tetapi bukan tenang yang aku dapatkan melainkan sebaliknya. Aku hanya belajar mengabaikan dan tidak peduli untuk tersenyum. Dan aku kerap berpura-pura melupakan orang dimasalaluku.

Aku ingin meminta maaf pula pada orang-orang yang aku abaikan. Sungguh tak ada maksud apapun. Hatiku hanya susah untuk menerima orang baru. Menerima orang baru seperti menerima luka baru. Aku bersikap jutek, tidak peduli atau apapun sebenarnya karena aku memiliki rasa kasihan. Jika aku berlaga baik, aku yakin itu hanya akan memperparah dan membuat sebuah harapan tinggi. Dan yang aku takutkan aku tidak bisa bersahabat dengan harapan itu. Maklumilah. Tapi jika aku pergi sekarang, itu bukan karena aku mencari orang baru. Bukankah melupakan tak harus dengan adanya orang baru? Aku pergi hanya ingin berintropeksi diri. Memperbaiki semuanya yang ada dalam diriku.
Aku juga ingin meminta maaf pada orang-orang yang pernah mengambil orang yang aku sayang. Terlalu kasar mungkin jika aku mengatakan “orang yang pernah mengambil orang aku sayang”. Lalu aku harus memanggilmu dengan sebutan apa? Namamu? Itu tidak mungkin dan ini media. Sikap ku terhadap kalian mungkin tidak seharusnya seperti itu, seharusnya aku tidak hadir dalam hidup kalian. Yang mendorong ku untuk hadir dalam hidup kalian itu hanya emosional semata. Aku tidak terima orang yang aku sayang orang yang aku perjuangkan pertahankan malah jatuh di hati orang lain. Tidak 1 atau 2 kali aku mengalami ini, ini teramat sering. Tetapi aku hadirtidak mengganggu hidup kalian bukan? Aku tidak meneror atau apapun. Aku diam.  Aku hanya mencari informasi tentang kalian dibalik diamku. Mencari informasi Tentang sedekat apa hubungan kalian. Tidak heran aku banyak mendapatkan informasi yang mengejutkan tentang seputar orang yang mengambil orang aku sayang. Lalu setelah sepanjang ini aku bercerita, aku kembali dengan perkataan diawal paragraf ini. Aku ingin meminta maaf. bukan maksudku membuat kalian merasa tidak enak atau terganggu, bukan maksudku sungguh. Aku tidak sejahat itu. Aku hanya ingin membuktikan apakah orang yang aku sayangi itu pantas dan layak berada di sisi kalian atau tidak.

Menata. meski bagamaiman pun juga aku harus menggapai cita-citaku. Apakah aku harus pergi dan menghilang untuk menata masa depan? Agar aku tidak mendapatkan kegagalan dipertengahan jalan? Aku bingung hal apa yang harus aku lakukan sekarang. Aku ingin meminta maaf kepada semua orang yang mengenalku lalu aku pergi dan hilang. Ingat. Aku bukan sedang bermain drama atau terlalu banyak melihat sinetron. Tapi sungguh hatiku mengatakan aku harus pergi. Aku harus pergi demi menata semuanya. Karena jika tak pergi hatiku mengatakan aku tak akan peranh bisa. Lalu aku harus pergi? Aku menulis blog ini untuk mencari jawaban itu. Apakah aku harus pergi atau tidak. Karena setiap aku menulis pertanyaan itu pastilah hatiku sembari membaca setiap kata-katanya dan aku mendapatkan jawabannya dari diriku sendiri.

Mungkin ketika aku mempostingkan blog ini aku benar-benar sudah pergi dan berdamai pada masalalu dan kebencianku. Aku hanya ingin meninggalkan sebuah senyuman bukan sebuah penderitaan. Aku melupakan semuanya. Semua hal-hal yang pernah membuat patah. Aku akan melupakan semuanya. Anggap saja itu tak pernah terjadi dalam hidupku. Aku ingin memulai semuanya dengan senyuman.

Kalian sudah berbahagia. Aku mengikuti kebahagiaan yang kalian miliki. aku turut berbahagia. Sungguh, ini tulus. Tak ada yang aku khawatirkan lagi. Masing-masing dari kalian sekarang sudah mempunyai orang yang terkasih. Yang akan membuat senyuman kecil di bibir kalian dan perasaan bahagia nyata kalian. Lalu...
Maaf dan Selamat tinggal J

Mungkin ini tulisanku yang terakhir untuk blog ini. karena aku tak ingin menceritakan semua kisahku dan tak ingin banyak ada yang tau.
 jika kalian menemukan aku disuatu jalan atau tempat, berarti kalian bertemu dengan sosokku yang “Baru” hapus semua ingatan kalian tentang semua yang kalian tau tentang rasa sakitku dan jangan mengingatkan kembali akan itu. Bismillahirahmanniraahim.

“Karena apabila hidup dipenuhi kebencian, tidakkah seperti hidup di dalam neraka? Naudzubillahhimindalik”
“Tidak ada yang kebetulan, semuanya sudah ditulis didalam takdir dan hanya air matalah yang bisa menghapusnya”
“Perenungan membuat hati terasa hangat”
“Jika seseorang tidak mengakui kesalahan-kesalahannya, dia tidak akan bertambah baik”
“Saat satu pintu terbuka untuk membiarkanmu keluar, maka keluarlah. Jangan sampai terperangkap selagi tinggal demi sesuatu yang sia-sia”

“Akan datang waktunya dimana segala rasa sakit dan kenangan yang buruk terhapus oleh waktu”

Popular Posts

Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Daftar Blog Saya

RM

Mengenai Saya

Foto saya
Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia

Hallo

the art of overthinking

It cannot be more simple than it is — with life comes all these rapid changes pretty unexpectedly, whether it greets you loudly or tries to ...

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

About