Akan ku ceritakan seperti apa kau dimataku, hingga ku namakan kau "dunia".

Enter Slide 1 Title Here

Enter Slide 2 Title Here

Enter Slide 3 Title Here

Rabu, 25 November 2015

18 November 2015
Hari nekad. Hari ter-nekad. Hari dimana rasa malu nur kayaknya hilang.
17 November 2015
Pulang kerja tiba-tiba di kagetkan dgn pemberitahuan bahwa hari ini hari spesial untuk ER !
Langsunglah nur panik sendiri. Entahlah segala seuatu pasti di bikin panik dan di bikin pikiran.
Malam itu aku menghubungi teman sekelasnya aku minta bantuan, tetapi dia menolak karena alasannya “sibuk ujikom” ujarnya.
Lalu, aku mati-matian berpikir  membuat konsep yang bagus untuk acara besok.
Dari mulai aku menyelundup ke sekolahnya memakai seragam putih abu, belusukan ke rumahnya dan sampai pada titik akhir aku berpikir “mengapa aku panik seperti ini? Habis-habisan membuat konsep untuk dia, dia? Dia siapamya aku? Jelas-jelas dia sudah hilang menghilang begitu saja meninggalkanku, pesan terakhir dariku saja tak dia gubris, lalu apa untuk apa aku seperti ini?”
Sampai akhirnya aku memikirkan kata-kata itu hingga terlelap tidur. Entahlah kata-kata itu seperti menghantuiku, aku tak bisa tidur dengan nyenyak. Terlebih lagi aku malah memimpikan orang  masalalunya. Seperempat malam aku terbangun kembali. Mengingat kembali kata-kataku. Sungguh, hati dan logika pada saat itu tak karuan! Ingin sekali rasanya aku menjadi orang yang tak peduli, membodoamatkan semua, tapi itu sangat sulit.
Dan ke esekokan harinya pun tiba. Dimana pagi hari seperti biasa aku melakukan kerutinanku untuk bekerja, sebisa mungkin ketika di tempat kerja tak mau memikirkan apapun selain dari pada pekerjaaanku. Pagi sekali aku sudah mulai menghidupkan komputerku, mengerjakan semua tugas-tugasku. Dan tak terasa ketika bel berbunyi aku teringat dan kebingungan lagi.
“apakah aku harus kesana untuk mengantarkan kue dan mengucapkan selamat?”
“nanti jika dia tak merespon bagaimana? Itu sama saja menjerumuskan hati pada kesakitan lagi”
“tapi aku belum tau bagaimana respon dia ketika kita bertemu langsung”
Dan sudahlah kebingungan muncul hingga suhu tubuh ku panas. Bertanya pada semua orang di tempat kantorku, tapi mereka malah kebingungan juga.
Dan aku berpikir dgn keras kembali, “IYA ATAU TIDAK?”
“ah tak kan ada yang tahu apa yang akan terjadi setelah aku memberikan kue dan mngucapkan selamat kepadanya karna itu sudah Allah yang atur dan tak ada yang mengetahui nya apalagi menebak-nebak”
“dari pada mati penasaran, lebih baik mencoba dulu”
“untuk hasil akhir nya, kekecewaan atau bahagia yang akan ku dapat biar semua menjadi Rahasia Allah”
“Sabarlah wahai hati, tabahlah wahai hatiiii”
Dan berangkatlah aku ke salah satu toko kue dan memilah-memilah kue. Aku kebingungan ketika mencari kue, kue apa yang cocok untuk dia. Aku bertanya pada salah satu pegawai toko kue tersebut
“mba bisa buat kue sesuai pesanan aku?”
“bisa mba”
“oh yaudah mba, aku pengen cupcakes aja ya mba ada logo-logo persib dan bola”
“untuk berapa hari mba?”
“sekarang mba, kalo bisa setengah jam harus selesai”
“wah kalo skrg gabisa, harus pesan 2 hari sebelumnya”
“logo aja mba, atau gambar bola aja gitu masa gabisa hari ini?”
“iya gabisa mba, harus pesan dari jauh2 hari”
Dan apa boleh buat, aku pilih kue yang sudah sedia disitu. Setelah selesai aku pergi kembali ke tempat kerja, melihat jam sudah pukul 13:30 aku buru-buru pergi ke sekolah dia.
Sesampainya disana aku kebingungan.
“ini kue mau di apain”
“ah ke satpam aja kali yak suruh di kelas dia in terus taro di meja nya”
“kan masa aja nur ke kelasnya tiba-tiba dan nyimpen di meja nya terus langsung pulang”
Dilema. Ga lama dari situ ada salah satu teman perempuan yang 1 kelas sama dia.
Nah aku panggilah dia
“temen sekelas er ya?”
“iya teh”
“boleh minta tolong?”
“minta tolong apa?”
“bisa simpen ini di meja nya er?”
“ini apa teh? Kue ulang tahun? Emangnya er ultah ya skrg?”
“hehe iya, kemarin ultahnya”
“oh gitu, yaudah ayo sama teteh aja ke kelasnya”
“hah? Malu ga? Ada siapa?”
“biasa ada temen-temen sekelas, ga usah malu teh kan udah pada kenal teteh”
“ih si er?”
“dia lagi di lab masih lama keluarnya juga”
“oh gitu, yaudah ayo”
Kita pun jalan menuju kelasnya. Tiba disana, aku kebingungan masuk ke kelasnya gimana? Harus lewat lab? Nanti er liat. Duh udahlah serba salah dari sana, dan akhirnya teman-temannya ikut membantu mereka semua melakukan segala macam cara supaya aku masuk ke kelasnya tanpa diketahui oleh er. Dan tibalah aku di kelasnya haha banyak sekali teman-temannya. Rasa malu ada, tapi lenyap begitu saja. Yang ada di kepala uh gimana nanti waktu er datang ke kelas. Segala macem rasa udah kerasa, panas dingin, getar, dek.dekan, dan segalanya.
“ih aku pulang yaa kalian aja yang ngasih kue nya”
“ih teteh mah apaaan gitu ga sureprise dong”
“ih gapapa biarin biar dia tau ini dari kalian”
“ih ga mau emangnya kita gay”
“ih aku pulang yaa ah”
“ih jangan teteh”
“nanti er gasuka aku ada disini”
“enga ga bakalan gitu”
“kata siapa? Aku takut er ngira aku macem-macem kesini tiba-tiba ngasih kue, emangnya aku siapanya dia”
“emang teteh siapanya er?”
“emang teteh siapanya er?”
pertanyaan yang membuatku ingin rasanya terjun dari sana
malu dengan pertanyaan itu.
“makanya kita nungguin teteh disini, kalo teteh bukan siapa2 nya dia mah”
Selang 1 jam dengan sangat cemas aku menunggu. Perasaan takut dan segala hal bercampur.
Tak lama dari itu, temannya tiba-tiba memasuki kelas dan mengatakan
“teh udah beres tuh dia nya”
“hah iya tah? Yaudah aku pulang”
“ih teteh mahpan kata teteh juga garing, jadi kalo teteh pulang garing”
“ih gimana atuh? *panik*
Dan tada dia masuk ke kelas, aku sembunyi di dekat pintu masuk kelas.
Dia melihatku. Dan setelah itu,
“hehe garing ya yaudah aku pulang ya”
Dia menahan ku dan mengatakan
“ih jangan atuh, tiup lilin sama potong kue nya dulu sama teteh”
Entahlah ya disana agak sedikit teriris waktu dia bilang “teteh” :’D karena dari dulu aku tidak suka di panggil itu.
Lalu ya kita pun tiup lilin potong kue, dia menyuapi aku kue dan singkatnya kita pulang.
Sebenarnya masih sangat panjang cerita di tgl 18 november ini,dari mulai perjalanan pulang hingga tiba di rumah, dia chat dan sampai berujung kakak adek zone.  tapi aku tak mau berpanjang lebar menceritakannya, ada beberapa faktor yang membuatku tak menceritakannya semua.
25 November 2015
Sudah 1 minggu peristiwa 18 november kemarin. Sebelumnya aku menguatkan diri untuk tidak rapuh. 1 hari setelah kita bertemu, aku menguatkan diri dengan kata-kata dia semalam yang terucap kepadaku. Yang intinya hanya kakak dan adik zone. Aku mengerti, amat mengerti tentang posisiku dan posisi dia. Tapi itu hal klasik. Sangat klasik. Entahlah aku harus percaya ataupun tidak. Kurang lebih 1 minggu aku mulai memakai topeng andalanku. Yang tiba-tiba sering tertawa dengan lelucon sederhana. Tertawa ku yang beda dari sebelumnya, keras. Padahal itu hanya lelucon sederhana. Bahkan orang yang sama-sama mendengar lelucon itu tak setertawa aku. Entahlah. Sebenarnya perih. Tapi aku menguatkan diri sendiri, memberi semangat untuk diriku sendiri. Ingin sekali rasanya aku mengatakan kepada semua orang bahwa aku saat itu sedang rapuh, butuh pundak dan ingin di dengarkan tanpa ada komentar apapun. Tapi aku menahannya dan sebaik-baiknya bercerita, hanya kepada sang Penguasa.
Dan tiba hari ini, aku kembali yang dimana fase ini akan selalu ku temui dalam proses ini. Rindu. Sudah 1 minggu berlalu, dan nyatanya aku belum bisa melenyapkan kamu dalam pikiranku maupun hati. Aku hanya terbiasa dengan tak ada sapaan dari mu lewat bbm. Selebihnya aku blm terbiasa untuk tidak memikirkan kamu. Mungkin lambat laun atau pada suatu hari nanti aku pun akn terbiasa dengan tidak memikirkan kamu. Mungkin. Karena kata mungkin tidak di percaya akan kebenarannya. Ah sudahlah.
Sore hari ini aku membuka salah satu akun sosial media, facebook. Entahlah tanganku gatal sekali hatiku pun gatal, ingin melihat-lihat kembali tentang kamu dan masa lalumu. Dan lagi lagi aku menetes. Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang tiba-tiba muncul. Sebenarnya aku ingin menanyakan banyak hal, banyak sekali. Tapi, sudah terlambat. Impianku duduk berdua,  membahas masalalu masing-masing sembari tertawa bergurau dengan humor humor kecil, kandas. juga impianku menemanimu, selalu ada di belakangmu, yang selalu memberikan semangat, semua kandas.
Apa kamu tau? Dulu sebelum aku mengenalmu, 2 orang di masa lalumu tak pernah akur denganku. Kita tak pernah ada hubungan yang baik seperti halnya kakak kelas dan adik kelas biasanya. Kita pernah saling melontarkan argumen dan perinsip yang berbeda. Coba kamu tanya 2 orang di masa lalumu itu. Kau tanya pernah ada cerita apa tentang aku dengan mereka.
Maka dari itu sampai sekarang aku tak menyangka bisa berkenal denganmu, pernah memerhatikan satu sama lain. Karena aku tak pernah berpikir atau membayangkan sebelumnya bisa berkenalan dengan mu, chatting, atau sekedar say hey. Ya memang aku mengenalmu, tapi hanya sekilas, aku hanya tahu kamu adik kelasku, sudah. Tanpa memikirkan nantinya aku akan seperti apa dengan kamu. Karena waktu itu pikiranku agak sedikit negatif tentangmu. Ya gimana aku ga berpikir yang engga-engga soal kamu. Penampilan kamu dulu tak seperti sekarang, terlebih aku melihat teman-temanmu. Dulu kamu tak terlalu dekat dengan teman sekelasmu, yang ku lihat dulu kamu hanya dekat dengan kelas lain. tapi, entahlah sekarang se akan-akan pikiran-pikiranku dulu tentangmu  menghilang. Mungkin tertutup dengan rasaku.
Aku perempuan yang tak bisa mudah begitu saja menggantimu atau melupakan.
Kamu sedang bersanding dengan si penunggu.
Kamu pernah dengar cerita “si penunggu yang tak pernah lelah meski di hajar kalah?”
Itu aku.
Aku punya jutaan langit yang siap menghujanimu.
Aku penasaran dengan cerita akhir nanti.
Dan  aku pun penasaran  akan bertahan hingga berapa bulan kah atau tahunkah aku.
Menutup hati, dan menjaga hati sendirian. Itu kebiasaanku. Padahal, hati mana yang sedang aku jaga? Hatiku yang sudah menetap untukmu.

Kau pernah menjadi gemintang Yang terpeta dan berpendar di hatiku. Mungkin masih, meski perlahan meredup. Di sudut senja kau kantungi mentari, Untuk dirimu sendiri. Kau takut berjalan dalam gelap, Padahal aku takkan melepaskan genggam. Apa yang membuatmu begitu lirih? Hingga menularkan perih? Bukankah kita bisa saling mengobati? Daripada saling meracuni? Seperti angin topan yang sekejap Membawaku terbang sangat tinggi, Terlalu tinggi. Seketika itu pula kau menjatuhkanku..

Sabtu, 07 November 2015

Malam minggu pertama di bulan November. Dingin, iya. Kali ini Hujan mengguyur kembali kotaku. Aku kurang suka dengan hujan di malam seperti ini, karenanya aku tidak bisa melihat langitku. Langit indah, bintang dan bulan. Dalam dinginnya mala mini tanganku terasa gatal. Haha iya gatal sekali. Gatal karena ingin menulis. Baiklah aku akan memulainya..

Aku yang tahu semua perihal tentang kamu. Walaupun mungkin singkat sekali aku mengenalmu. Dalam kesingkatan itu aku selalu mencari tahu tentangmu.  Kesukaan mu terhadap permainan skate board, aliran musik atau Lagu-lagu apa saja yang kamu suka. Juga  yang diam-diam selalu ku nyanyikan sepenuh jiwa. Aku hafal siapa saja teman-teman terdekatmu saat kamu bermain di luar sana, itu agar aku tidak sebegitu khawatir ketika kamu memilih pergi bersama mereka. Aku yang tahu makanan apa saja yang kamu senangi. Yang diam-diam juga selalu ku coba untuk nikmati. Aku juga hafal club bola mana saja yang kau senangi. Meski aku tak begitu paham, aku tetap memaksakan dan memahaminya. Aku juga hafal bagaimana kamu memperlakukan orang-orang yang kamu sayangi, aku mengetahuinya dari orang-orang di masalalumu. Satu hal yang ingin ku katakan. Ternyata kamu “romantis”. Semua ku lakukan hanya untuk bisa seimbang saat bicara denganmu. Semua demi bisa membuatmu merasa nyaman, yang tanpa kamu sadari aku menyimpan banyak rahasia.  Tapi itu semua dulu. Saat sebelum kamu menghilang. .

Aku tahu semua yang kamu dambakan, meski kamu tidak tahu aku juga melakukan hal yang sama. Mendambakanmu dalam dada. Memendam semua perasaan kepadamu dalam jiwa. Diam-diam dalam-dalam tetap saja ku jaga. Semua demi sebuah perasaan yang berharga. Perasaan yang tak pernah lelah meski di hajar kalah.

dibalik jiwaku yang pendiam, sebenarnya aku khawatir. dibalik jiwa yang cuek, sebenarnya aku berdo'a untukmu.
                                                                                                                Hujan di malam minggu pertama November
                                                                                                                07 November 2015
                                                                                                                08:54 PM

                                                                                                                -ER-

Popular Posts

Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Daftar Blog Saya

RM

Mengenai Saya

Foto saya
Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia

Hallo

the art of overthinking

It cannot be more simple than it is — with life comes all these rapid changes pretty unexpectedly, whether it greets you loudly or tries to ...

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

About