Idealistic mind can’t even help them.
Being an idealist is the only way to keep us alive,
we’re already lost everything in life.
Tidak sedikit orang yang menganggap bahwa
sebagian dari kita telah memenangkan segala hal dalam kehidupan. Nyatanya, hal
yang kita inginkan untuk mampir ke diri ini saja pun enggan.
Aku telah berupaya menggapai impian
tersebut hingga mati-matian. Namun, hasilnya berujung membuat diriku tidak
karuan.
Sementara, mereka sibuk mencari celah dari
diri ini agar dapat disiksa. Padahal, sudah tidak ada lagi yang tersisa.
Aku sudah muak dengan segala kekalahan
yang terjadi, hingga akhirnya diri ini memutuskan untuk sekedar berfantasi.
Bagi mereka, menjadi sosok yang realistis
itu lebih baik daripada seorang idealis. Padahal, keduanya sama-sama disoraki, “Miris!”.
Seharusnya mereka mengerti, bahwa dunia
ini tidak ada bedanya dengan ladang mimpi.
Aku coba merangkai skenario terbaik
tentang rupa dunia yang kudambakan agar terwujud, namun skenario tersebut
berujung tidak henti-hentinya kurajut.
Rasanya indah, berandai-andai tentang
dunia yang ideal. Meskipun, satu-satunya hal yang terus diri ini lakukan
hanyalah menyangkal.
Aku terus membohongi diri dengan bermain
bersama isi kepala sendiri. Meskipun, diri ini tahu bahwa aku sudah kalah dari
segala sisi.
Aku sudah kalah berkali-kali dalam
kehidupan, jadi biarkan diri ini terjebak dalam pikiran.
Tidak ada yang lebih menyakitkan,
dibanding dengan terjebak dalam dunia yang diciptakan sendirian.
Namun, nyatanya aku sudah kalah pula dalam
pikiranku sendiri. Sehingga, akan kubiarkan diri ini mati dan menyendiri.
0 komentar:
Posting Komentar