Oktober yang asing dan kita yang semakin mengasingkan diri.
Aku tidak tahu bahwa cerita yang tak rela ku selesaikan mampu membawaku sejauh ini.
Sebelum semuanya benar-benar berakhir, izinkan aku membawamu kembali pada masa saat kita masih baik-baik saja; tanpa canggung untuk saling menyapa dalam story, tanpa malu-malu bertanya kabar lewat direct message, tanpa takut mengaku rindu.
Aku ingin seperti dulu, lagi, lagi, dan lagi.
Tak peduli apa yang kau pikirkan, aku akan melarangmu menjauh, apalagi pergi untuk meninggalkan aku yang tak bisa diam mencarimu.
Aku menolak mengenangmu, sebab hatiku tidak akan pernah menerimamu sebagai kenangan.
Semakin hari, rindu akanmu juga semakin menyerangku, semakin gaduh, tapi aku tidak bisa mengelak.
Aku menerimanya sebagai sebuah pemakluman.
Entah apa yang terjadi, oktober yang asing gagal membuatku mengasingkan diri.
Aku yang seperti ini dan tidak tahu caranya berhenti.
Aku sudah berusaha bergerak maju; menjauhimu tapi waktu memaksaku berjalan mundur— menemuimu yang tak lagi sama.
Aku bergerak, tapi perasaan tetap sama; menunggu kau bergerak, tak lagi mengucapkan selamat tinggal, tapi akan ku ucapkan selamat datang.
Jumat, 18 Oktober 2019
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Popular Posts
-
Entah sudah berapa puisi ku tulis untuk menceritakan semua tentangmu. Mungkin tak akan ada habisnya. Sebab aku ingin selamanya menulisk...
-
Tentang ikhlas adalah sebuah pelajaran dengan bab-bab yang tidak pernah aku temukan akhirnya. Jika ikhlas serupa samudra, perahu seperti apa...
Cari Blog Ini
Diberdayakan oleh Blogger.
Daftar Blog Saya
RM
Mengenai Saya
Hallo
the art of overthinking
It cannot be more simple than it is — with life comes all these rapid changes pretty unexpectedly, whether it greets you loudly or tries to ...
0 komentar:
Posting Komentar