Akan ku ceritakan seperti apa kau dimataku, hingga ku namakan kau "dunia".

Senin, 03 November 2014

Seperti anak kecil yang ingin bermain game, tapi PC tersebut tidak menyediakan aplikasi game. Iya seperti itu. 

Takkan ada yang mengerti dengan maksud ku yang pertama itu. Bukan tentang kesedihan ataupun tentang kebahagiaan. Dibilang sedih tidak, dibilang bahagia pun tentu tidak. Terlalu munafik jika aku mengatakan seperti itu. Tentang menanti, menunggu, bertahan. Terlalu banyak “mereka” aku pikir hingga aku pun tak mengerti dengan apa yang ada dalam kepala dan hatimu. Entah dan entahlah. Memang tak ada yang tidak apa-apa jika sepotong hatinya telah pergi bahkan sudah mengisi origami hati yang lain. Tapi apakah kau berkenan jika aku mengatakan itu? Mengatakan bahwa aku baik-baik saja. Entah apa yang kamu pikirkan dalam kepalamu ketika aku mengatakan ini. Tapi sunguh aku baik-baik saja. Iya. Aku baik-baik saja. Tapi jangan khawatir akan ini. jangan khawatir akan aku. Aku bisa menangani semuanya. Sungguh. aku tak mengapa. Iya. InsyaAllah. Justru aku lebih memikirkan dengan “mereka”nya kamu. Iya mereka. Kau tak memikirkan mereka? Bagaimana dengan hati mereka? Pasti kamu kebingungan dengan kata “mereka” disini. Coba renungkan. Maknai. Mereka disini itu siapa? Hanya kamu yang bisa menjawab. Aku takkan menyebutkan satu persatu disini karena aku tak ingin disebut “so’tau”.

Apa kau pernah membongkar sesuatu dan ketika kau merakitnya kembali dipertangah, tiba-tiba kau  buntu dan seperti kehilangan akal dan cara, apa kau akan membiarkan semuanya itu berantakan begitu saja? Dan kau tidak melanjutkan kembali karena tiba-tiba kamu berhenti sampai disitu dan membiarkan itu berantakan tanpa dibereskan rapi-rapi. Memang sangat sulit apabila semuanya telah hilang cara.  Tetapi Pemuda yang tau akan tanggung jawab, pemuda yang yang tak pernah menyerah pasti akan terus mencoba sebelum dia berhenti sampai disitu menurutku. Kau kebingungan akan maksudku? Maklumi saja, aku masih pada tahap-tahap menulis.  Bisa dibilang aku masih awam tentang tulis menulis ini. Tapi jika kau ingin tahu maksudku, inilah.


Seperti halnya cinta dan luka. Jika kau merakit cinta dan tiba-tiba kau merasa bosan ataupun malah meninggalkan ia begitu saja, membiarkan cita itu berantakan. Setega itu kah dirimu menghadirkan luka dalam keberantakan cintanya itu? Setidaknya jika kau membiarkan luka menghampiri si cinta, kau perbaiki lagi. Kau rapihkan dengan benar. Lumpuhkan luka itu. Tak perlu kau rapi kan kembali dengan perasaan cinta lagi. Setidaknya perbaiki lah cinta yang kau punya itu. Jangan sampai ada  kesalah pahaman antara cinta yang kau rakit itu.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Daftar Blog Saya

RM

Mengenai Saya

Foto saya
Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia

Hallo

the art of overthinking

It cannot be more simple than it is — with life comes all these rapid changes pretty unexpectedly, whether it greets you loudly or tries to ...

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

About