langitku membiru, lebam dipukul rindu.
pekerjaan yang sebelaga dan beberapa hari kedepan akan diterpa oleh banyaknya kegiatan.
tapi dalam kesibukkanku sekalipun aku tetap berusaha mencarimu, yang hilang.
kamu kemana? lagi dan lagi pertanyaan itu selalu saja ku lontarkan kepada udara.
berharap udara menyampaikan dengan hembusannya.
berharap udara menyampaikan dengan hembusannya.
kamu menghilang tanpa jejak. entah untuk menjauhiku atau memang kamu sedang sibuk?
entahlah, tetapi apapun keputusanmu aku menghargai itu.
aku hanya
rindu.
aku tidak berani mengutarakannya langsung, aku hanya bisa menjerit dalam tulisanku.
berkali-kali aku menjerit bahwa aku merindukanmu, tetapi tidak ada satupun rindu itu yang mereda.
bahkan jika aku mengatakannya sekalipun kepadamu, itu tidak akan meredakan semua.
hanya akan memperparah malamku yang selalu diselimuti rindu.
aku tidak akan memaksa bertemu, aku tidak sejahat itu jika harus memaksa apa yang tidak kamu suka.
percayalah, akhir-akhir ini aku sibuk mencarimu.
tak ada tanda-tanda kamu hidup.
sosial mediamu, akun game mu, dan semua, kamu tidak ada.
khawatir? mungkin iya.
tolong, beri aku tanda jika kamu masih di bumi.
karena aku akan sangat bahagia dengan mengetahui kamu masih ada di bumi.
abaikan saja semua rinduku, dia tidak apa-apanya dibanding nafasmu.
rinduku memang punya hak untuk dibayar, tapi tak apa, biarkan rindu ini membisu.
aku rindu, pi.
Peraduan,
17 April 2019
Peraduan,
17 April 2019
0 komentar:
Posting Komentar