November datang membawa hujan,
Apa rambutmu sudah panjang?
Aku berharap kamu tetap dengan rambut gondrongmu karena aku suka itu.
Entah mimpi yang ke berapa ratus kali, alam bawah sadarku berhasil menemuimu kembali.
Bahkan dalam mimpi pun, aku hanya bisa melihatmu dari jauh.
Aku tidak tahu lagi bagaimana harus menunggu.
Waktu yang ku habiskan untuk berpasrah, entah mengapa justru membuatku merasa tak cukup layak untuk berharap.
Aku punya keinginan untuk berhenti, menjauh dari seluruh angan di kepala.
Tapi hatiku enggan beranjak, ia menolak untuk dipulihkan dari harapan yang keliru.
Aku tidak menyalahkan kamu yang memilih menjauh, aku hanya tidak pernah berhasil menemukan jawaban mengapa saat itu kamu tidak melarang aku menunggu.
Sering sekali aku bertanya kepada diri sendiri;
Apakah kamu mampu menjalani hari-harimu dengan tenang, saat kamu tahu di luar sana ada seseorang yang setiap hari membalut hatinya dengan penantian-penantian yang sebenarnya adalah luka?
Apakah kamu pernah berpikir untuk kembali, dan meminta aku untuk berhenti?
Apakah kamu tidak pernah berdo'a kepada Tuhan agar menghapus seluruh perasaanku kepadamu?
Aku tidak tahu apa-apa, bahkan pada diriku sendiri aku juga tidak mengerti.
Setiap hari aku menghabiskan waktu untuk berpura-pura sibuk.
Tapi selalu ada celah bagi jari-jariku untuk mengetikkan namamu di menu pencarian beberapa media sosial.
Demi Tuhan, aku selalu ingin tahu kabarmu.
Entah bagian mana yang penting, tapi aku hanya ingin memastikan bahwa kamu baik-baik saja.
Aku kerap memaki rindu, mengutuk cemas yang membuatku semakin tidak tahu diri. Tapi aku selalu patuh, meski tahu kenyataan yang ku temukan adalah kenyataan yang sama sekali tidak aku harapkan. Aku tetap ada, berharap kamu berbalik dan menyadari bahwa tidak ada yang berhasil menghilangkan aku-tidak juga pergimu.
Aku menolak menyebut kebetulan setiap kali kamu melihat instastory ku, setelah sekian lama menghilang tanpa kabar. Bagiku kamu adalah keajaiban, kebaikan-kebaikan yang dihadiahkan Tuhan atas sabarku menunggu dan berdoa.
Aku berharap semoga aku tidak pernah lagi patah hati dan terluka. Aku berharap semoga caraku mencintaimu tidak salah. Aku berharap bisa bahagia setiap kali melihat senyum bahagiamu bersama siapapun yang berhasil membuatmu jatuh cinta.
Jangan terlalu mengasingkan diri.
Aku memang mencintaimu tapi aku juga tahu ada batas yang harus ku jaga.
Kamis, 31 Oktober 2019
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Popular Posts
-
Entah sudah berapa puisi ku tulis untuk menceritakan semua tentangmu. Mungkin tak akan ada habisnya. Sebab aku ingin selamanya menulisk...
-
Tentang ikhlas adalah sebuah pelajaran dengan bab-bab yang tidak pernah aku temukan akhirnya. Jika ikhlas serupa samudra, perahu seperti apa...
Cari Blog Ini
Diberdayakan oleh Blogger.
Daftar Blog Saya
RM
Mengenai Saya
Hallo
the art of overthinking
It cannot be more simple than it is — with life comes all these rapid changes pretty unexpectedly, whether it greets you loudly or tries to ...
0 komentar:
Posting Komentar