Akan ku ceritakan seperti apa kau dimataku, hingga ku namakan kau "dunia".

Enter Slide 1 Title Here

Enter Slide 2 Title Here

Enter Slide 3 Title Here

Kamis, 06 Oktober 2016

Hatimu yang Dengan Penuh Kucintai.
Kepada kamu yang membuat aku jatuh hati dan memilih berhenti mencari. Mungkin saja esok kita merasa lelah dan jenuh dengan semua yang kita jalani. Bisa jadi kamu bertemu dengan orang baru yang mungkin terlihat menarik daripada aku. Atau aku yang tiba-tiba bertemu dengan seseorang yang berbeda dari dirimu, dan suka padanya. Kita mungkin saja ada di fase seperti itu. Berada pada titik ingin merasakan hal baru. Ingin menjalani sesuatu yang bisa saja terlihat lebih merayu.
Namun, pahamilah, saat memilih saling jatuh hati kita sudah meniatkan dan bersepakat untuk berhenti mencari. Ingat-ingat lagi, bagaimana panjangnya perjalanan yang telah kita lalui. Berapa banyak hal pernah kita lewati. Lalu, jika saat ini ada hal baru, yang bisa jadi hanya penguji rasa di dada. Akankah kamu menyerah begitu saja? Bukankah kita selalu percaya; cinta jauh lebih kuat dari apa saja.
Marilah mendekat untuk mendekapku lagi. Pelan-pelan kuatkan lagi janji-janji yang mungkin kendur sebab ambisi. Kita rekatkan lagi perasaan-perasaan yang mulai dingin dan pucat pasi. Sebab, kita sudah memilih saling jatuh cinta. Maka, selayaknya bertahan dan kembali saling menjaga. Hatimu sudah menjadi bagian dari apa saja yang aku gelisahkan. Begitu pun dengan hidupku, sudah menjadi pengisi hari-harimu. Hal-hal yang tak pernah ingin lepas dari apa saja yang kau hadapi. Senang dan sedihmu.
Semoga kamu mengarti, bahwa dengan tetap mencintai dan bertahan padamu aku merelakan banyak hal terlewati. Namun aku tidak pernah menyesali, sebab bersamamu hal sederhana pun bisa terasa lebih berarti. Jangan berniat pergi lagi. Hatimu sudah terlanjur menjadi hal yang dengan penuh kucintai. Kita adalah dua orang yang sama-sama berjuang melawan rayuan. Bukan kamu saja yang sedang memperjuangkan. Aku pun juga selalu mengabaikan perasaan lain yang datang kepadaku. Perasaan yang mungkin saja membuatku melepaskanmu jika mengikutinya. Namun, aku tidak pernah memilih membiarkannya hidup berlama-lama dalam kepalaku. Sebab, aku sudah memilihmu dan selalu ingin berhenti mencari cinta yang baru.

















Minggu, 29 Mei 2016

Mungkin mataku terlalu peka. Sehingga di tempat yang tak di duga sebelumnya, aku selalu berhasil menemukanmu.

Aku selalu melihatnya
Aku selalu menatapnya. tetapi, dia menatap yang lain.
Dia menatap, tapi bukan aku.
Tunggu, sampai mulutku tak lagi gagu. Sampai bicaraku lancar tanpa harus terganggu oleh jantung yang dengan cepat berdebar. Biarkan aku berkreasi sambil membaca situasi, dan selama itu pula biarkan aku menunggumu.
Aku mengerti bahwa adanya rasa bukan untuk diterka, jadi biarlah ia tetap indah sebagai sesuatu yang tak disangka. Suka tidak suka.
Kehadiran rasa ini membuatku tak lekang bersyukur sepanjang waktu. Memang bersyukur itu harus setiap waktu, bahkan setiap saat. Tapi bersyukur disini berbeda karena tiba-tiba aku menyelipkan namamu dalam setiap irama doa ku.

Jangan panggil aku secret admirer-mu, atau pemuja rahasia atau apapun itu untuk sebutan orang-orang sepertiku yang tak berani menatap dari depan dan sibuk mencari di belakang.
Bahkan aku tak berkeinginan untuk menunjukan rasaku. Tak berkeinginan untuk ingin selalu dekat denganmu, dan tak berharap agar kamu mengerti rasaku. Aku terlampau sadar. Siapa aku?
Apalagi sekarang ini aku dan kamu terhalang oleh jarak. Lost communication.
Aku teringat dengan perkataan salah satu penulis favoritku. Fahd pahdepie.

“jangan mengejar-ngejar seseorang. Jangan memohon-mohon. Seseorang yang menghargaimu, seseorang yang layak untukmu, takkan tega membiarkanmu mengejar-ngejarnya dan memohon-mohon kepadanya.”

Rabu, 18 Mei 2016

Hai. Bagaimana kabarmu? Ku dengar kau kehilangan sesuatu barang yang pintar. Turut berduka ya. aku pun merasa terpukul. Loh? Kok aku ikut-ikutan terpukul? Entahlah. Sungguh, akupun merasa sedih. Pantas saja, sudah 3 mlm ini tidur ku tak nyenyak ketika aku mengetahui kamu pergi ke sebrang kota sana. Sejak dari situ, tak ada pemberitahuan darimu masuk ke dalam handphoneku. Aku berhusnudzon saja, mungkin kamu tak sempat.
Padahal beberapa bulan ini kita dekat dan kenal satu sama lain. Kamu yang menyebalkan tapi menyenangkan. Kamu yang dingin seperti angin. Kamu yang ramai juga lebay dalam berpresepsi. Ah, kenapa harus hilang? Padahal itu satu cara alternatif ku agar bisa berbicara denganmu walaupun hanya mengandalkan beberapa aksara. Karena bertemu langsung, aku tak bisa menyapa. Entahlah, keberanianku tidak setinggi itu. Rasanya aku ingin memarahimu! Seperti kamu yang sering mengejekku jika aku melakukan kesalahan atau tidak masuk akal. Ah kamu teledor! Pertengkaran? Ejekan? Argumen berbeda? Meskipun tak ada hal2 yang manis ketika kita berbicara dalam tulisan, tapi sungguh! Pertengkaran itu yang membuatku rindu.

Aku takut. katamu takut itu hanya pada Tuhan Pencipta Kita, aku tau betul akan itu. Tapi ini bukan takut yang seperti itu. Bersusah payah aku bisa mengenalimu. Perkenalan yang kurasa sebelumnya tidak akan pernah terjadi. Sudah 14 bulan aku mengenalimu, dan hanya 5 bulan aku bisa berbicara denganmu. Berbicara tanpa suara. Bahkan, aku lupa suaramu seperti apa.

lost communication. up time can not be determined


2 minggu yang lalu,  langit malam dan udara berkolaborasi menerjemah hatiku. Mereka mengantarkanku menemui si dingin. Itu adalah hal-hal yang tak pernah ku sangka seblumnya, seperti perkenalan kita. Ketika aku melihatmu, tanpa sadar aku menghentikan laju angkutan umum dan beranjak menapaki kakiku di tempat itu. Dan apa yang terjadi? Ketika telapak kakiku berjalan 1 langkah dan sebuah kebetulan apalagi ini? Kamu mengabariku dengan deretan aksara sederhana yang membuatku senang sebelaga. Kau memintaku untuk menemuimu, apakah itu hanya basa-basi? Beberapa detik kemudian aku menemukan jawabannya. Ketika kamu beranjak pergi dan menyalakan kendaraanmu itu. Oh, itu hanya basa-basi biasa yang sering ia ucapkan seperti “main yu” kata itu hanya sebuah aksara yang tidak tentu kejelasannya.

Berada di belakangmu saja itu sudah cukup, meskipun dingin malam itu menusuk. Aku yang berani melihatmu di belakang juga tak berani melihatmu dari depan.



People behind the scenes

Jumat, 01 April 2016

Disudut kota, di tempat teduhnya hujan dan panasnya matahari.
Dimana senja begitu menguning dan kota begitu hening.

Akhir-akhir ini kepala ku serasa berat, suhu badanku tidak konsisten. Terlalu berpikir  keras memang tidak baik. Mungkin karena pekerjaan ku sedang meledak, cuaca yang labil dan ditambah sebuah perselisihan dengan salah satu rekan. Tetapi lebih dari itu, aku nikmati dengan biasa saja. Tenang dan damai.
Sibuk, sibuk, sibuk. 5 kata yang menurutku orang-orang akan berbeda persepsi. Nyatanya bulan bulan sekarang ini kesibukan menghampiri. Meskipun aku sibuk, jangan khawatir. aku tidak pernah absen untuk memikirkanmu sekaligus membunuh kamu dalam pikiranku.
Sampai sejauh ini aku cukup keras untuk membunuh kamu dalam pikiranku. Sialnya kamu tak pernah terbunuh. Bahkan pingsan 1 menit saja tidak pernah. Oke, abaikan saja ini.

"Hari yang sangat melelahkan. tapi, untuk lelah memikirkanmu, itu tidak akan." -NurHafifah Sujana Astrajingga-


Dari tahun sebelumnya aku berambisi untuk membuat sebuah buku kecil karyaku sendiri. Dan sudah siap dibaca pada bulan dan tanggal kelahiranku di 2016, dimana pada saat itu umurku genap 20 tahun. Ah betapa tua nya diriku…
Tapi sayangnya itu hanya angan-angan yang belum bisa tercapai. Nyatanya,pembuatan buku ku sendiri sampai detik ini masih dalam proses penulisan. Ah, betapa malasnya diriku hanya untuk membuat sebuah karya diriku sendiri sampai butuh waktu selama ini. Terhalangi oleh pekerjaan dan tugas-tugas kuliahku. Padahal tidak berat, hanya menulis. tapi sungguh inspirasi terkadang tidak pengertian. Disaat aku bersemangat untuk menulis dan waktu luangku masih tersisa, inspirasi itu enggan untuk menghampiri. Inspirasi, ayolaaah bersahabat denganku! tapi Lain halnya ketika aku sedang sibuk bekerja, inspirasi datang dengan sendiri nya membuatku tidak fokus untuk melanjutkan kerja.

Sebelumnya buku yang akan aku rilis itu masih berbentuk paragraf yang masih jauh sempurna. Aku kebingungan dengan cerita yang ada di dalamnya. Tadinya aku akan menceritakan sejarah 8 tahun kebelakang kehidupan ku. namun tidak jadi, karena ada beberapa faktor yang enggan sekali aku ingati. Mungkin karena terlalu….. ya entahlah…
Aku menulis ini hanya menyenangkan hati, walaupun buku yang aku impikan tidak jadi, setidaknya aku masih bisa menulis di blogku. walau hanya beberapa paragraf dan aksaranya pun alakadarnya.


Aku senang dikala sibuk. Karena bisa memalingkan pikiranku dari kamu.
Tapi nyatanya pikiranku enggan berlama-lama untuk berpaling darimu. Menyalahkan hati? Tidak. Mensyukuri segala yang Tuhan berikan saja. Jalani, nikmati, syukuri. Yang Tuhan berikan memang bisa jadi berlawanan dengan hati, tapi itulah mungkin yang terbaik. Menikmati Anugerah Tuhan dan belajar mencintainya.

Akhir-akhir ini aku enggan bepergian dengan siapapun walau memang aku pergi selalu sendiri. Entahlah, aku merasa ingin sendiri. Pergi ke toko buku sendiri. Makan minum sendiri. Menikmati kesendirianku. Mencari jati diriku. Tanpa ada rasa yang tumbuh di dalam hati. Tapi nyatanya? Hati ini enggan untuk menghapus satu nama.
Belakangan ini aku sering ke toko buku, ingin membeli banyak buku. Tapi sayang, pengeluaranku setiap bulan terlalu banyak. Dan juga belakangan ini aku lebih mendalami agamaku. Beberapa acara aku hadiri untuk penyejuk hati. Aku menjadi lebih tenang.

H-3 hari lahirku. Tidak sanggup. sejak dulu bila hari itu akan datang, rasanya aku ingin melompat dari tanggal itu, "bila perlu langsung tanggal berikutnya saja!" Aku tidak ingin bersedih-sedih, menangis-nangis, maka dari itu aku ingin melompat dari hari itu. Tapi beruntunglah hari lahirku di tahun 2016 ini hari libur dan bulan sibuk, bulan penuh acara. Mereka akan lupa semua dengan hari lahirku. Sibuk masing-masing. Aku bukan penggila ucapan atau penggila kejutan, tapi aku hanya tidak ingin berangan-rangan hal yang tidak akan menjadi nyata. Semoga di malam hari lahirku aku tidak menangis-nangis seperti tahun-tahun sebelumnya. Bahkan aku berharap, aku lupa dengan hari itu.
Dan satu hal, entah aku harus sedih atau senang. Mama. Bahkan hari ini baru H-3 tapi mama sudah menyiapkan hadiah untukku. Aku tidak ingin mereka mati-matian untuk memberi hadiah untukku, mati-matian memberi kejutan untukku. Bahkan aku berharap kalian lupa dengan hari lahirku. Aku tidak ingin di ingatkan dengan hari itu. Biar aku yang tau, mereka semua jangan.

Tahun lalu, mama dan keluargaku memberi kejutan yang tidak pernah aku pikirkan hingga aku tersedu terharu.. Mungkin tahun ini mereka tidak akan memberi kejutan yang sama lagi.
Tahun lalu, teman karib ku memberi ku kejutan beserta hadiah. Mungkin tidak akan terjadi lagi di tahun ini. Karena sekarang pun aku kehilangan komunikasi dari salah satu mereka. Betapa sedihnya aku kehilangan salah satu dari mereka yang setiap harinya bersama-sama denganku. Teman mengadu segala gundah gulana ku! 
Tahun lalu, rekan-rekan kerja ku memberi kejutan. Mungkin tahun ini tidak akan lagi, karena berpapasan dengan kesibukan-kesibukan yang tidak pernah ada habisnya.


Aku tidak mungkin melanggar dengan apa yang Tuhan tetapkan.
Aku harus mengikhlaskan kamu, walau sesungguhnya harapku tak kunjung putus dalam do’a.
Saling diam, biarkan ini berjalan meskipun saling bungkam. aku sudah terbiasa di diamkan.
Aku tau, bahwa kamu tau.
Aku diam karena kamu diam.
Tapi yang harus kamu tau disini, yang dingin bukan berarti tak bergerak. Bukan berarti tak hidup. Hanya tak nampak bukan berarti tak bertindak.
Yang kamu tau, aku tak sempurna bidadari. Sehingga kamu pantas tidak mengacuhkanku. Yang kamu tidak tahu, ibuku mati-matian melahirkanku.
Ya, Mungkin seperti inilah yang Tuhan Tetapkan.




Mah, terima kasih karena sudah rela bersakit-sakit melahirkanku.
  
31 Maret 2016


H-2 hari lahirku.
Hari lelah. pagi bergegas kerja. mengikuti sholat duha bersama dan mengaji.lalu, pekerjaan yang menumpuk menanti. mood ku berubah-ubah. tidak aneh salah satu dari murid ku dan rekan ku ada yang terkena dengan mood ku yang tidak baik ini, sungguh tak bermaksud seperti itu. 
sore-sore setelah pekerjaanku selesai, aku harus pergi ke kantor pos. ada beberapa hal yang harus aku selesaikan. dan, betapa pun aku harus pergi dan pulang sendiri berjalan kaki. begini, aku senang ketika bepergian sendiri. tapi, ada sedikit kesedihan. terlebih aku melihat langit, langitnya sama seperti hatiku, mendung. ah aku abaikan perasaanku yang sedikit manja ini.ulang tahun kali ini mungkin tidak akan semeledak tahun kemarin. pesanan letteringku terpaksa harus di cancel karena ada beberapa faktor. ah, sudahlah aku tak ingin berharap apapun untuk hari minggu! aku ingin tidur dan tidak merasakan hari itu. dan lagi aku berdoa, jangan ada tetes tangisan atau perasaan yang mengundang mataku kembali mengeluarkan air mata.
setibanya di tempat kerja aku bergegas pergi ke tempat kuliahku karena cuaca yang mulai gelap, sebentar lagi akan turun hujan. setibanya ditempat kuliahku, lagi-lagi aku harus menunggu dosen hari jum'at yang entah kapan ia datang. biasanya aku menungggu sembari membaca novel, tapi kali ini tidak. aku tak punya novel baru, alhasil aku menonton salah satu film korea yang ditawarkan temanku. ketika aku sedang menikmati film itu, tibalah dosen dan masuklah kita ke ruang lab komputer. praktik dimulai...
sesekali mataku memalingkan pandangannya dari monitor keluar pintu. "tak apa melihatnya walau hanya dari belakang" aku memfokuskan mataku kembali terhadap monitor. ya, rasanya ada kesenangan tersendiri ketika di beri latihan praktik dan kita lebih dahulu selesai. aku keluar dari lab dan pergi ke mushola.
aku masuk ke dalam kelas. ternayata, dosen kedua ku berhalangan hadir. setelah mendengar dosen kedua tidak hadir. salah satu temanku memegang tanganku, menahanku untuk pulang bersama dia dan kekasih dia. tidak, bukannya aku menolak niat baik dia. tapi, sungguh jika kalian ada di posisiku. pasti......ah sudahlah..
aku kembali pulang sendiri. sedikit kesal, teman karibku yang selalu bersamaku berhalangan hadir kuliah, dia sakit. tapi, lekas sembuh teman baikku.
malam, hujan dan sendiri. betapapun ketika aku di dalam angkutan umum, inspirasiku untuk menulis kembali bermunculan. mungkin pengaruh suasana. ah entahlah tak karuan dengan pagi ini, siang ini, sore ini dan malam ini. 

Aku tidak mungkin melawan ketetapan yang Tuhan berikan.
segala apapun yang Allah anugerahkan untukku. harus aku syukuri, nikmati dan cintai.



 01 April 2016





Popular Posts

Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Daftar Blog Saya

RM

Mengenai Saya

Foto saya
Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia

Hallo

the art of overthinking

It cannot be more simple than it is — with life comes all these rapid changes pretty unexpectedly, whether it greets you loudly or tries to ...

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

About