Akan ku ceritakan seperti apa kau dimataku, hingga ku namakan kau "dunia".

Enter Slide 1 Title Here

Enter Slide 2 Title Here

Enter Slide 3 Title Here

Selasa, 21 November 2017

Ini aku.
Meski jarang membuatmu tertawa
Setidaknya aku tak selalu membuatmu sedih
tapi, jika humor rasanya tidak membuatmu tertawa lagi
semoga sedihku bisa kamu tertawakan, ya.
Awan manis
seperti aromanis
serta janji dia yang manis
namun menepis
hingga meringis
sadis
lukamu, miris.
Mungkin ini pembalasan dari jiwa yang meringik
oleh penantian terik
bahwa ada dunia yang sangat menarik.


n u r h a f i f a h s u j a n a

Rabu, 04 Oktober 2017

Aku. Pernah mencoba untuk mencicipi cinta baru. Tapi, sangat disayangkan, itu hanya sekejap. Ketika hati terarah kepadanya, dia yang ku tuju biasa saja. Melihat setitik gelagatnya seperti itu. Lebih baik aku mengurungkan diri. Dari pada harus berjuang dan berdarah-darah (lagi) untuk orang yg salah. 

Rabu, 16 Agustus 2017

Untuk apa
Untuk apa
Untuk apa
Untuk apa cinta yang baru?
Itu hanya akan menghadirkan luka yang baru.
Cukup.
Cukup saja aku mempunyai rasa untuk dia.
Dia yang mampu membuatku jatuh hati berkali-kali tanpa bertemu.
Sudah sewindu.
Kamu tetap ada di benakku.
Jatuh cinta untuk dia, luka pun untuk dia.

Minggu, 06 Agustus 2017

Salah gak sih kalo gue butuh pundak. Pundak buat gue ngadu semuanya. Pundak yang gak akan pergi segimanapun gue nyerita. Pundak yang gak pergi saat gue bikin pundak itu basah. Pundak yang mampu tenangin gue. Pundak yang mampu redain tangisan gue dan segala emosional gue.

Setiap hal pasti ada masa dimana bosan dan jenuh. Dan sekarang mungkin gue ngerasain hal itu. Seketika ngerasa jenuh dan bosan sama "sedih". Biasanya gue selalu mengagungkan sedih. Tapi kali ini, gue ngerasa bosen. Gak tau kenapa padahal tadi malem gue ngeliat hal yang nyakitin lah pokoknya kalo diliat dari segi imajinasi gue beberapa hari kebelakang. Nah ini, sama sekali enggak. Padahal jelas-jelas jauh hari gue selalu pengen ketemu dia di jalan sama pacar barunya, dan tadinya gue kira itu salah satu biar gue bisa nangis hebat. Entah, gue pengen nangis, nangis sehebat-hebatnya, dan setelahnya gue bisa menghirup kehidupan segar lagi. Jauh-jauh hari gue bayangin ketemu mereka jalan berdua, sekalinya kemarin ketemu, gue malah ngerasain "biasa aja" kesel gak sih. Gue udah berimajinasi tinggi-tinggi sedrama mungkin, malah hasilnya flat, biasa aja. Sempet gue gemeter pas papasan, dan setelahnya, biasa aja. Garing banget. Tadinya gue kira, gue bakalan nulis puisi hari itu, dan ternyata, gak bisa. Kok ngerasa kesel sendiri. Tapi syukurlah. Gue jadi gak buang-buang tenaga dan pikiran buat nangisin mereka. Tapi gini, malahan sekarang ini gue pengen bahagia. Gue udah bosen sedih. Sedih tuh capek. Capek segala-gala. Tapi disisi lain, gue juga mikir. Bahagia dateng pasti bawa sedih juga nantinya. Dan juga gue bingung harus seneng sama siapa. Sementara sekarang ada yang deketin gue, respon gue malah biasa aja. Tapi gue capek kalo harus ngejalanin cinta diam-diam lagi.
Ada satu orang yang bikin gue kepikiran tiap malem. Tapi gue nyadar diri, gue siapa dia siapa. Tapi, lucu ya. Sedih bisa mempertemukan. Patah hati bisa mempertemukan. Gue, dia, sama-sama patah hati.

Jumat, 04 Agustus 2017

Sudah ku putuskan, bahwa darah tak selalu merah. Darah berubah menjadi orange. Seketika perempuan yang tengah duduk di kursi tunggu menjabarkan pedihnya. Menurutnya, gambaran warna hati yang retak bukan lagi berwarna merah darah, akan tetapi menjadi; orange. Karena ketika perempuan itu melihat apapun yang berwarna orange, hatinya seperti tersayat pisau tumpul nan berkarat.


Kantor Pos Sukabumi, 04 Agustus 2017

15:45

NurHafifah Sujana

Kamis, 03 Agustus 2017

problema kehidupan. ternyata, semua ditakdirkan satu kesatuan.

angkutan umum saja sampai demo saat sumber rezeki mereka diambil oleh satu satu kendaraan lain yang lebih bagus akan pelayanannya.

yang patah hati karena dia lebih memilih yang lain,
apa harus turut serta melakukan demo dan merapatkan barisan dengan semua kaum patah hati?


Peraduan, 31 Juli 2017
13.53
NurHafifah Sujana
Senja pernah menjadi saksi bisu
antara aku dan kamu
dipertemukan, lalu bersatu
meskipun akhirnya kandas dan berlalu
kamu pergi dan tak tahu malu
membuat duniaku gagu
menyembilu.



Peraduan, 27 Juli 2017
19.22
NurHafifah Sujana


Sedang malas-malasnya menulis.
Semacam sedang malas bersedih.
dan juga, enggan membuat kenangan baru.
bukankah menulis melahirkan kenangan baru?
karena; kau bukan kenangan, melainkan, kenyataan.

"aku kehilangan kata-kata setelah tintanya kau ganti dengan air mata."

Peraduan, 17 Juli 2017 
22.26 
NurHafifah Sujana
Minggu lalu.
Rasanya jalan daerah Kota Sukabumi ke arah Kabupaten Cisaat itu sudah bukan milik Pemkot atau Bupati Kabupaten, melainkan milik aku dan dia.

Di setiap Jalan Jenderal Sudirman, Cipelang, Cigunung, Cisaat dan Cibaraja itu serasa jalan milik berdua. Waktu aku sama kamu.

DAN TADI

Jalan-jalan itu serasa milik semua orang. Banyak orang berlalu lalang.

Mungkin bersamamu, aku mendadak menjadi buta.

Peraduan, 08 Juli 2017
22.57 WIB
NurHafifah SUjana
dan kini aku menyadari. bahwa; puisi dan gombalan bisa jadi membosankan.



Peraduan, 05 Juli 2017 19:56 WIB
NurHafifah Sujana

Kamis, 11 Mei 2017

Beberapa baru tak mengenal damai
Beberapa khilaf  tak mengenal maaf
Beberapa rindu tak mengenal temu
Beberapa mudah tak mengenal sulit
Beberapa jatuh tak mengenal rapuh
Beberapa pedih tak mengenal sedih
Beberapa rindu tak mengenal waktu
Beberapa ingat tak mengenal lupa
Beberapa cinta tak mengenal setia
Beberapa upaya tak mengenal hasil
Beberapa pergi tak mengenal permisi
Beberapa cinta tak mengenal benci
Beberapa penantian tak mengenal waktu
Beberapa marah tak mengenal salah
Beberapa cinta tak mengenal rasa
Beberapa sabar tak mengenal kabar
Beberapa janji tak mengenal pasti
Beberapa penantian tak mengenal waktu
Beberapa angan tak mengenal harap
Beberapa sapa tak mengenal balas
Beberapa waktu tak mengenal usai
Beberapa asa tak mengenal cinta
Beberapa luka tak mengenal indah
Beberapa angan tak mengenal lelah
Beberapa luka tak mengenal lupa
Beberapa rindu tak kenal malu
Beberapa peluh tak mengenal keluh
Beberapa tangis tak mengenal tawa
Beberapa hampir tak mengenal mampir
Beberapa kisah tak mengenal pisah
Beberapa rasa tak mengenal logika
Beberapa kecewa tak mengenal luka
Beberapa pdkt tak mengenal pacaran
Beberapa jenuh tak mengenal pergi
Beberapa rasa tak mengenal siapa
Beberapa jauh tak mengenal dekat
Beberapa kemarau tak mengenal hujan


Kamis, 20 April 2017

Aprilku riang, kelak ceritanya akan terngiang
Aprilku ceria, kelak ceritanya akan membuat tawa
Aprilku indah, karena senyumnya kembali merekah
Tapi Aprilku sendu, karena cerita awalnya membuat pilu

Aku ingin tenang, dihamparan semesta yang kelak di kenang
Aku ingin menyendiri. di suatu guha yang tak pernah orang temui
Aku ingin bebas, dalam langkah yang tak pernah berbatas
Aku ingin berjuang, dalam liku-liku yang akan ku terjang
Dan aku ingin menunggu, karena tempat ku pulang adalah kamu.
Pengorbanan tak berbatas
Sayangnya, tak berakhir berbalas
Mungkin yang hebat
harus bertahan hingga sekarat
Tapi yang harus selalu aku tahu. Yang punya masalah di dunia ini bukan hanya aku. Terlebih untuk urusan hati. Ah, sebenarnya aku malas membicarakan soal ini. Aku malas di juluki sebagai ratu sendu. Padahal sebenarnya hari-hariku selalu merdu. Hanya saja, aku tak pernah menampakkan keceriaanku. Aku lebih sering menampakkan sendu yang pilu.

Bukankah mendung tak berarti hujan?
Dan hujan bukan berarti sendu? 

jadi, jangan mengkategorikan aku sebagai wanita sendu.

Minggu, 12 Maret 2017

Pengen nangis banget sekarang, tapi tahan ajalah. Pundak siapa yang ikhlas dibanjiri tangisanku? Pasti ga akan ada yang mau.
Lagi lagi ngerasain posisi sesedih ini lagi. Padahal ga ada yang bikin sedih, tapi ngerasa sedih aja.
Cara ngilangin takut gimana sih? Pura-pura semua baik-baik aja bukan hal yang tepat.
Harus bersandiwara, tertawa keras, bahkan sekarang ini aku pandai melucu, padahal hati? Siapa yang tau?
Baru aja, hati ngerasa seneng. Tapi logika berkata jangan. Logika terus menerus bekerja akan seperti apa nantinya. I’m not believe everyone. Punya rasa ga percaya sama orang itu, ga enak.


Kenapa semua membuat ke tidak percayaanku semakin besar (?)
Sedih rasanya tidak memiliki rasa percaya pada orang lain. Harusnya aku bahagia sekarang, ya mana mungkin tidak bahagia? Bukankah jatuh cinta itu indah? Aku ingin menikmati rasa yang telah Tuhan beri ini. Tapi lagi-lagi rasa takut itu terus menghantui.
Aku. Mencoba untuk mentiadakan rasa. Tapi apa daya, setiap meniadakan, ujian datang. Entah itu ujian atau kebahagiaan. Yang jelas, dia adalah ujian yang membuatku bahagia. Aku tau betul ini terlalu cepat. Terlalu kilat jika semua yang dia berikan untukku, aku anggap lebih. Tapi bisa apa hatiseorang perempuan. Aku tak bisa mengelak. Aku dingin, dia panas. Aku hujan, dia matahari. Tapi akibat perbedaan itu, si dingin mulai belajar menjadi panas. Si hujan belajar menjadi matahari. Ternyata, asik juga. Dia membuat aku berpikir agar setiap obrolan chat nya tetap bertahan. Dia membuat aku tersenyum ketika aku mendengar suara nya. Tapi Dia membuat aku salah tingkah berlebihan. Dan juga, dia mencoba membuat aku percaya kembali kepada orang. Hadirnya rasa tidak mempersalahkan waktu.

Kamis, 09 Maret 2017

Jalani. Ga usah liat gimana nanti, tapi liat gimana sekarang. Ketakutan hanya memperparah. Syukuri yang Allah berikan. Senyum, bahagia, senang! Tunggu aku!!!!!!!
Apakah lelaki semua sama? Memberi harap-harap tapi entah benar atau tidak?
Laki-laki itu pandai melelehkan hati. Dan perempuan itupun terjebak, dia terjebak antara benar atau tidak.
Dia tau jika perasaan yang dibawa olehnya itu benar, namun dia takut dengan kepalsuan.
Tidak di sembarang tempat dia mejatuhkan perasaannya. Buktinya, di medan tempur yang sebelumnya ia lalui, ada segelintir orang yang bermaksud baik, tapi dia tetap beku.

Tapi, haruskah bekunya mencair oleh pria itu? Bersi keras dia menghapusnya, tetap saja perasaan senang itu ada ketika dekat bersama pria itu. Pria itu hebat, mampu mengembalikan senyum dan rasa senang. Tetapi dia juga mewaspadai pria itu. 

Senin, 06 Maret 2017


Kita sama-sama patah hati. Sama-sama ditinggalkan karena ada orang ke tiga.
Bedanya. Aku patah hati dengan hubungan yang sebentar dan kamu patah hati dengan hubungan lama.
Aku tidak berpotensi untuk kembali dengan masalalu, dan kamu berpotensi kembali. Besar kemungkinan suatu hubungan yang lama bukannya begitu? Lalu disini, aku getir ketakutan. Takut bahwa sisi perempuan ku muncul yakni terbawa perasaan. ah andai saja efek sampingnya menyenangkan, mungkin aku akan kecanduan terbawa perasaan.

Perempuan itu menutup Hati. Tak ada satupun yang ia ijinkan masuk. Tapi sekeras-kerasnya perempuan, tetap memiliki sisi lembut. Hatinya tersentuh ketika ada salah seorang pria yang mencoba mendekatinya. Tapi, dia terus berkeras hati untuk meniadakan rasa yang dia miliki. Ketakutan dia besar. Sama besarnya dengan luka yang ia punya, bahkan lebih besar mungkin. Padahal dia tau, jika dia terus seperti ini, dia bukan hanya mati rasa tapi juga memelencengkan takdir, sebut saja jodoh.

Jumat, 03 Maret 2017

Perempuan itu ingin menangis. Ingin meluapkan segala keluh kesah, kesedihan dan kesakitan yan ia rasakan. Tetapi dia kebingungan. Pundak siapa yang ikhlas di banjiri oleh lautan tangisannya?

Dia hanya butuh seorang pendengar, pundak, dan pententram rasa.  Dia selalu mengkategorikan bahwa dia itu kuat, padahal sebenarnya dia hanya bersandiwara.
Perempuan itu menatap dengan tatapan kosong,. Iya, akhir-akhir ini dia sering melamun. Di rumah, angkutan umum, tempat makan, tempat kerja dan semua tempat yang ia singgahi. Entah melamunkan apa. Sesekali dia tersenyum dan tertawa, namun akhirnya dia menjadi sosok pendiam kembali. Dia tertawa, dia tersenyum, tapi terlihat sedih. Yang ia rasakan, hatinya seakan mati. Mati untuk percaya lagi, mati untuk jatuh cinta, lagi. Dia sedang menunggu, tapi tidak tahu sedang menunggu apa. Tidak tahu apa atau siapa yang sedang ia tunggui. Jika kehidupan nyata ini seperti dunia dongeng, mungkin akan menemukan judul “seorang putri menunggu pangeran”. Ya, tapi ini nyata. Sangat berbeda dengan dongeng yang di tulis oleh penulis fantasi. Dia tahu betul bahwa ini bukan dongeng. Entahlah, mungkin saat ini dia hanya ingin sendiri. Menikmati setiap butir luka yang ia rasakan. Menikmati sendiri yang memang membuat dia merasa sedih tetapi leluasa. Dia pandai menahan sedih, cukup dengan sebuah guyonan kecil yang membuat dia tidak terlihat seperti bersedih. Mungkin, ia tidak pernah lagi menunjukan kesedihannya, justru dengan menyembunyikan itu dia merasakan sensasi yang lebih lebih. Ketika harus berpura tidak ada apa-apa. Semoga hanya untuk sementara waktu perempuan itu berada pada posisi ini, semoga senyum dan tawa nya kembali seperti semula.

Selasa, 07 Februari 2017

Angin dan hujan, kolaborasi yang romantis membuat dinginnya menusuk hingga kebagian terlapis kulit
Seperti rindu dan harapan, kolaborasi yang sempurna membuat angan tanpa tujuan

Februari yang kusuka tak pernah menjelma menjadi petir yang menakutkan
Februari yang kusuka tetap saja seperti februari-februari tahun sebelumnya
Tetapi februari yang kusuka tak pernah tahu ada orang yang sedang menunggunya setengah mati meski dihajar kalah

Tentang rasa, mungkin kamu takkan pernah mau baca
Maafkan rasaku yang sedikit manja sehingga dia berbisik melalui kata-kata
Keberanianku hanya sampai disitu, lewat abjad-abjad tak bersuara aku berani mengutarakannya meskipun kamu tak pernah mau mencerna arti dari setiap paragraph abjadnya

aku bukan Juliet yang dicintai romeo
Bukan milea yang di rindukan dilan
Bukan sakura yang disukai naruto
Bukan Fatimah azzahra yang dinikahi ali
Bukan starla yang diberi surat oleh virgoun
Bukan april yang diciptakan lagu oleh Fiersa besari
Aku bukan siapa-siapa, pantas saja kamu dingin terhadapku
Tetapi Aneh nya, kenapa aku bisa berkali-kali jatuh cinta kepadamu
Bahkan tanpa bertemu
Mungkin akan terus begitu
Mesipun kamu terusdiam dan tak mau tahu

Ada yang aku rindukan dibalik kita
Pertemuan mata dan bergetarnya dada
Biarlah, aku tidak memaksa kamu untuk membaca
Terakhir kali aku melihatmu disebuah tempat makan dan disitu kamu bersama perempuan,
Kamu tahu? Rasaku masih saja sama seperti 9 tahun lalu
Setiap mata bertemu, pasti saja dada bergetar dan tidak bisa kuaturkan \
Dan lagi aku jatuh cinta kepadamu
Berkali-kali jatuh cinta pada orang yang sama
Sudah 9 tahun setiap aku melihatmu, dan sudah berapa ratus kali aku jatuh cinta

Mungkin kamu halnya permen yang disukai anak kecil, permen itu manis tapi itu berbahaya bagi kesehatan gigi, walaupun berbahaya anak kecil itu akan terus menyukai permen meski ibunya melarang.
Tapi menurutku kamu bukan permen, kamu lebih dari itu. Jika permen manis, kamu lebih manis. Jika permen berbahaya, kamu lebih berbahaya. Iya, berbahaya bila sedang marah.

Ah ya, pasti sekarang kamu sedang memalingkan wajah dan merasa geli melihat abjad tak bersuaraku
Kamu tahu? Ada Fenomena lucu setiap kali aku mengalami jatuh cinta kepadamu
Seperti kamu yang sedang mendribling bola basket sampai ke ring dan seperti kamu sedang memukul drum ketika dibagian reff.
Terimakasih telah mengenalkanku kepada dunia. Tempat orang-orang bebas bersuara.
Memang Dunia kejam. Manusia kejam. Oleh karenanya aku tidak ingin bertemu dengan banyak manusia. Cukup aku bertemu denganmu, yang bisa membuat aku jatuh cinta. berkali-kali, tanpa bertemu.
Tanpa sepengetahuanmu, aku menjadi apa yang kamu inginkan meskipun aku tak pernah diingankan
Kamu tak akan tahu, aku menjadi seperti sekarang ini semata mata karena ada kamu
Perhatikan baik-baik setiap langkahku. Aku yang menyukai berbagai macam olah raga, aku yang menyukai music dan aku yang bekerja disebuah intansi pendidikan.
Kamu, manusia yang membuat aku candu.
padamu aku belajar segalanya. Tentang basket, bola, music juga cinta. Terimakasih telah membuat hidupku penuh warna.
Biarlah aku terpenjara sendiri oleh rinduku
sempat aku menyicipi cinta yang lain. tetapi rasanya tak sama seperti aku mencintaimu.
Mungkin aku disini ditakdirkan sebagai orang yang selalu saja patah hati. Tapi akan ku syukuri.
Setiap aku merasakan patah hati, aku selalu mengingatmu. Tanpa sadar ternyata aku menajdikanmu tempat pulang, padahal kamu tak ingin ada aku sebagai penghuni rumahnya.

Oh ya, jangan panggil aku penggemarmu. Tentu saja itu berbeda. Penggemar dengan orang yang mencitaimu. Penggemar hanya melihat sisi baik dalam dirimu. Aku sudah mengenalmu 9 tahun, terbayangkan aku menganalmu sampai sejauh mana? Angka 9 dulu adalah angka favoritmu, apakah sekarang masih sama? Oleh karena itu akan aku istemewakan diperingatan 9 tahun ini.

Biarlah aku disini melihatmu bahagia dengannya, walaupun aku berharap-harap ada aku dalam setiap kebahagiaanmu.
Tak usah pedulikan aku, lanjutkan saja bahagiamu.
Sampaikan salamku untuknya. Tak usah cemas, aku takkan merebutmu dari dia. Sungguh, tak ada niat. Jika ada niat, mungkin sudah dari dahulu aku merebutmu dari perempuan-perempuan dimasalalumu.
Mengetahui kamu baik saja dan ramah terhadapku, itu sudah cukup.
Terimakasih karena telah mencintai dan menjaga dia dengan baik, biar aku urus sisanya.


Surat Untuk Februari
-NurHafifah Sujana-




Rabu, 01 Februari 2017

Ketika baru saja mengalami patah hati, pasti kamu berpikir bahwa pada hari itu kamu merasakan patah hati terhebat. Padahal, sebelumnyapun kamu mengatakan hal yang sama sebelum kamu menemui patah hati berikutnya.
Patah hati mungkin bikin ga bisa makan, tapi tidak jika harus tidak makan, nanti bukan hanya hatiku saja yang mati, tapi akunya juga yang ikut mati.

NHS
Mungkin karena aku bukan Juliet yang dicintai romeo
Bukan milea yang di rindukan dilan
Bukan sakura yang disukai naruto
Bukan Fatimah azzahra yang dinikahi ali
Bukan april yang diciptakan lagu oleh Fiersa besari

Aku bukan siapa-siapa, pantas saja kamu dingin terhadapku.

NHS
Untungnya Tuhan menciptakan hati didalam organ tubuh,
Coba kalau diluar, tak terbayang jika disakiti akan berbentuk seperti apa

Didalam saja yang dilapisi oleh kulit, sudah amat terasa sakit.

NHS
Aneh nya, kenapa aku bisa berkali-kali jatuh cinta kepadamu
Bahkan tanpa bertemu
Mungkin akan terus begitu

Mesipun kamu terus diam dan tak mau tahu

NHS

Minggu, 01 Januari 2017

Lama juga gak nulis disini. Sebenernya banyak yang gue pengen tulis dari hari-hari lalu, minggu-minggu lalu, bahkan bulan-bulan lalu waktu gue dapetin bahagia yang mungkin itu Cuma sesaat. Dan akhirnya gue gini lagi. Bukan ga bahagia sih, kalo di pikir-pikir gue bahagia banget. Punya keluarga yang sayang sama gue, punya mama yang cantik dan kuat, punya umi yang perhatiannya ngalahin semuanya, punya aa yang ngajarin gue mandiri, punya teteh ipar yang ngajarin gue gimana jadi ibu rumah tangga di usia muda, punya alif yang ngajarin gue gimana rasanya punya adik, gimana rasanya berbagi, gimana rasanya ngalah, gimana rasanya jadi kakak, punya temen-temen yang ngajarin gue arti temen, ngajarin gue ngeliat dunia yang luas, ngajarin gue kalo mereka bakalan tetep ada mau gue seneng ataupun sedih!
Mungkin baru-baru ini hati gue bermasalah. Penyebabnya? Patah hati. Eh tunggu, patah hati? Emang hati punya tulang? Terus kalo bukan patah hati? Patah cinta? Emang cinta punya tulang? Entahlah, gue bingung menjabarkannya. Sama kayak gue ngedebatin masalah lagu “Letto-Ruang Rindu” sama temen kerja gue. Kan gue nanya tuh ya, itu yang dimaksud di lagu masalah tempat atau apa, dan dia bilang ruang rindu dalem hati, katanya dalem hati itu terbagi beberapa ruang, nah di dalemnya itu salah satunya ada ruang rindu. Gue spontan ketawa sambil mikir juga. Hati gue segede apa banyak ruang-ruangnya hahahaha ya tapi sebenernya gue ngerti sih apa yang dimaksud dia,Cuma gue pura-pura ngelucu aja. Emang gue pun mengakui itu, ada banyak ruang yang ada dalem hati. Mau itu ruang rindu, ruang hati, ruang inta, ruang marah, ruang kasih saying dan ruang-ruuang sebagainya tapi enggak kalo buat ruang kamar mandi.
Tapi ya karena kemarin hati gue sedikit bermasalah dan banyak banget akibat-akibat dari tidak kesimbangan hati gue ini, salah satunya gue kurang focus. Ketika kerjaan gue numpuk dan gue harus selesein itu semua, gue kurang focus dan maksimal, sampe gue ditegur atasan gue karna pekerjaan gue yang biasanya selalu baik dan kemarin itu malah banyak yang kurangnya, disana gue mulai nyalahin diri sendiri. Pola makan gue yang buruk banget sampe asam lambung gue kambuh dan badan gue drop. Pola tidur yang sama buruknya, dan mungkin penyebab utamanya dari ini nih, pikiran. Bersih keras buat gue ga mikirin itu semua, malah tambah kepikiran. ,alah tambah bikin gue keinget lagi, malah tambah gue ngelamun lagi. Halah gue bener-bener kayak bukan gue. pdahal putus hati ini bukan yang pertama, tapi kenapa gue harus segininya? Tapi ya emang gue harus gitu dulu. Nanti kalo gue udah cape dan gue ngerasa di dzolimi, gue pasti bakalan sadar, tapi yang gue gam au adalah dimana gue jadi beni sama orang yang tadinya gue tangisin, gue pikirin, dan gue ceritain ke semua orang. Gue pengen lewatin rasa benci gue itu, gue gam au punya rasa benci yang gede buat orang. Tapi kenapa gue pasti aja bakalan dapetin proses benci itu sebelum akhirnya gue ikhlas dengan semuanya. Tapi yang di anehinnya itu, gue benci kan ya, tapi gue juga masih ngerasa sakit kalo misalkan dia sama yang lain atau bahagia sama yang lain. gue ngerasa gitu mungkin karena disini gue belum bisa pulih dari rasa sakit gue.
Padahal ya gimana bahagianya gue kemarin, giamana gue senengnya kemarin, gimana gue sebegitu bersyukurnya kemarin sama Allah. Ah, tapi gapapalah, emang takdirnya gue yang ujungnya disakitin dan ditinggalin mungkin. Mungkin sih.
Tapi disini gue merasa terhakimi oleh orang-orang yang negaku dirinya dewasa. Gue akui betul kalo gue jauh banget dari kata dewasa. Gue masih kayak anak kecil. Tapi gue bersyukur dengan pemberian Allah ini. Gimana mungkin ya kalo gue berpikir dewasa padahal nyatanya gue masih kayak anak kecil, ontohnya aja menghakimi orang lain agar menjadi dewasa, mungkin disitu gue bakalan ngerasa somblong yang sebelaga ngerasa gue ornag dewasa sejagat raya. Padahal kan semua itu ada prosesnya. Di umur gue yang baru menginjak 20 tahun ini, sangat mengakui betul kalo kalian memang dewasa, ilmunya pun mungkin sudah tinggi, pengalamannya pun mungkin lebih banyak dari nur sebagai anaak usia 20 tahun. nur yang masih merintis untuk peerbaikin diri dalam diri nur sendiri, hal yang nur butuhkan ini bukanlah sosok sindiran melainkan nur membutuhkan teguran yang baik yang mendidik yang tidak melukai hati siapapun yang tidak menyombongkan apapun.
Mungkin bakalan ke inget banget di penghujung tahun 2016, gue dapetin rasa sakit yang emang sakit. Gue di sembunyiin dari orang-orang, macem hantu. hantu yang punya hati sama dia, gue di diemin layaknya orang yang setia nunggu sampe sibuk dia selesai, dan yang lebih parahnya gue tau kebenaran setelah gue udah pisah sama dia, gue di duain. Mana mungkin, orang yang nyembuhin hati gue malah dia yang bikin gue patah hati lagi? Awal kita pisah gue ngertiin banget yang katanya dia di pindahin kerja ke luar kota. Ngerti banget gue. Sampe akhirnya dia nenangin hati gue mungkin dengan berbagai kata2 yang emang berhasil bikin gue percaya. Pembohong kelas tinggi, it’s you. Entah gue yang emang beneran bego. Tapi lo mempergunakan kata dewasa dan kata "gue yang masih kayak anak kecil" sebagai senjata lo buat ngebego begoin gue. Gue ga benci, gue cuma kecewa. Waktu gue tau lo ternyata ngeduain gue, gimana nasibnya hati gue? Bayangin kalo itu kejadian sama ibu lo dulu, bayangin kalo itu kejadiansama adik perempuan lo, bayangin kalo itu kejadian sama anak lo kelak, bayangin. Gue cuma pengen nanya sama lo. Gue punya salah apa sama lo sampe-sampe gue kayak ga di anggap, sampe-sampe gue harus sedih sendirian gara-gara lo yang gamau semua orang tau kalo kita jadian, gue yang lo diemin dengan alesan lo sibuk, sibuk? Sibuk ngeduain gue? please ga bisa rapi neymbunyiinnya? Lo bilang “gapapa bohong kalo bikin seneng” “kalo kenyataan bikin sakit jangan jujurlah” hah? Itu dewasa?

 Kalo emang gue punya salah, gue minta maaf dengan sebesar-besarnya. Dan emang, Allah Maha Baik, Allah Tau mana yang terbaik buat gue. Lo tau? Waktu lo hapus path gue, gimana nangisnya gue? Gimana perasaan gue saat itu? Patah. Hati gue yang tadinya dapet potongan baru dari lo, kembali retak 1/4 nya dan retak seutuhnya ketika gue tau lo duain gue. Waktu itu gue bangun dengan sendirinya tengah malem, gue ambil wudhu dan sholat malem, gue berdoa. Doa gue waktu itu "Kalo emang Lo bukan yang terbaik buat gue, kasih petunjuk yang paling tepat dan jangan sampe meleset" Dan waktu gue tidur. Gue mimpiin lo tapi disana lo baik sama gue layaknya lo dulu yangselalu baik sama gue. Malam berikutnya gue bangun lagi, gue sholat malem lagi dan berdoa. Doa nya masih tetep sama. Mimpi ke 2, Allah ngasih tau gue kalo lo bukan anak yang baik2. Dan terakhir malem ke 3, tengah malem gue bangun dan seperti hari sebelumnya, gue mimpiin lo. Tapi mimpi ini yang bikin gue kaget, sakit, dan nangis dalem mimpi itu. Gue mimpiin lo yang ngeduain gue. Gimana mungkin gue ga nangis, mimpi lo ngeduain gue disaat gue masih sama lo. Gue bunuh dalem2 rasa gimana gue sakit hati di mimpi itu. Gue bunuh dalem2 rasa curiga di dunia nyata. Takut, takut sampe jadi nyata. Tapi liat skrg, Allah Maha kuasa kan? Mimpi dan kenyataan ternyata sama. Gue ga benci sama cewek itu yang tiba2 hadir, sama sekali ga benci. Kesalahan tebesar gue, gue ga percaya sama temen2 lo sama mereka semua sama orang2 yang kenal lo. Ketika beberapa dari mereka tau gue jadian sama lo, liat apa yang mereka bilang "Ih Kenapa kamu jadi sama dia?" "Harusnya kamu tuh jangan jadian sama dia" "Kamu ga tau gimana dia nur" Gue mati-matian harus ngebunuh semua omongan2 mereka buat gue tentang lo yang sama sekali ga mau gue denger. Sekarang ini gue pasti bakalan sibuk. Sibuk ngebunuh rasa sakit gue sampe gue percaya lagi ke orang. Entah berapa lama. Bukan berarti gue belum bisa move on, belum berarti gue masih sayang sama lo, belum berarti gue benci atau belum ikhlasin lo. Gue cape. Cape aja pasang lepas hati baru. Gue pengen istirahat. Sampe nanti ada orang yang ikhlas nyelamatin gue. mungkin suami gue kelak. Aamiin.....

Popular Posts

Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Daftar Blog Saya

RM

Mengenai Saya

Foto saya
Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia

Hallo

the art of overthinking

It cannot be more simple than it is — with life comes all these rapid changes pretty unexpectedly, whether it greets you loudly or tries to ...

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

About