Akan ku ceritakan seperti apa kau dimataku, hingga ku namakan kau "dunia".

Enter Slide 1 Title Here

Enter Slide 2 Title Here

Enter Slide 3 Title Here

Minggu, 12 Maret 2017

Pengen nangis banget sekarang, tapi tahan ajalah. Pundak siapa yang ikhlas dibanjiri tangisanku? Pasti ga akan ada yang mau.
Lagi lagi ngerasain posisi sesedih ini lagi. Padahal ga ada yang bikin sedih, tapi ngerasa sedih aja.
Cara ngilangin takut gimana sih? Pura-pura semua baik-baik aja bukan hal yang tepat.
Harus bersandiwara, tertawa keras, bahkan sekarang ini aku pandai melucu, padahal hati? Siapa yang tau?
Baru aja, hati ngerasa seneng. Tapi logika berkata jangan. Logika terus menerus bekerja akan seperti apa nantinya. I’m not believe everyone. Punya rasa ga percaya sama orang itu, ga enak.


Kenapa semua membuat ke tidak percayaanku semakin besar (?)
Sedih rasanya tidak memiliki rasa percaya pada orang lain. Harusnya aku bahagia sekarang, ya mana mungkin tidak bahagia? Bukankah jatuh cinta itu indah? Aku ingin menikmati rasa yang telah Tuhan beri ini. Tapi lagi-lagi rasa takut itu terus menghantui.
Aku. Mencoba untuk mentiadakan rasa. Tapi apa daya, setiap meniadakan, ujian datang. Entah itu ujian atau kebahagiaan. Yang jelas, dia adalah ujian yang membuatku bahagia. Aku tau betul ini terlalu cepat. Terlalu kilat jika semua yang dia berikan untukku, aku anggap lebih. Tapi bisa apa hatiseorang perempuan. Aku tak bisa mengelak. Aku dingin, dia panas. Aku hujan, dia matahari. Tapi akibat perbedaan itu, si dingin mulai belajar menjadi panas. Si hujan belajar menjadi matahari. Ternyata, asik juga. Dia membuat aku berpikir agar setiap obrolan chat nya tetap bertahan. Dia membuat aku tersenyum ketika aku mendengar suara nya. Tapi Dia membuat aku salah tingkah berlebihan. Dan juga, dia mencoba membuat aku percaya kembali kepada orang. Hadirnya rasa tidak mempersalahkan waktu.

Kamis, 09 Maret 2017

Jalani. Ga usah liat gimana nanti, tapi liat gimana sekarang. Ketakutan hanya memperparah. Syukuri yang Allah berikan. Senyum, bahagia, senang! Tunggu aku!!!!!!!
Apakah lelaki semua sama? Memberi harap-harap tapi entah benar atau tidak?
Laki-laki itu pandai melelehkan hati. Dan perempuan itupun terjebak, dia terjebak antara benar atau tidak.
Dia tau jika perasaan yang dibawa olehnya itu benar, namun dia takut dengan kepalsuan.
Tidak di sembarang tempat dia mejatuhkan perasaannya. Buktinya, di medan tempur yang sebelumnya ia lalui, ada segelintir orang yang bermaksud baik, tapi dia tetap beku.

Tapi, haruskah bekunya mencair oleh pria itu? Bersi keras dia menghapusnya, tetap saja perasaan senang itu ada ketika dekat bersama pria itu. Pria itu hebat, mampu mengembalikan senyum dan rasa senang. Tetapi dia juga mewaspadai pria itu. 

Senin, 06 Maret 2017


Kita sama-sama patah hati. Sama-sama ditinggalkan karena ada orang ke tiga.
Bedanya. Aku patah hati dengan hubungan yang sebentar dan kamu patah hati dengan hubungan lama.
Aku tidak berpotensi untuk kembali dengan masalalu, dan kamu berpotensi kembali. Besar kemungkinan suatu hubungan yang lama bukannya begitu? Lalu disini, aku getir ketakutan. Takut bahwa sisi perempuan ku muncul yakni terbawa perasaan. ah andai saja efek sampingnya menyenangkan, mungkin aku akan kecanduan terbawa perasaan.

Perempuan itu menutup Hati. Tak ada satupun yang ia ijinkan masuk. Tapi sekeras-kerasnya perempuan, tetap memiliki sisi lembut. Hatinya tersentuh ketika ada salah seorang pria yang mencoba mendekatinya. Tapi, dia terus berkeras hati untuk meniadakan rasa yang dia miliki. Ketakutan dia besar. Sama besarnya dengan luka yang ia punya, bahkan lebih besar mungkin. Padahal dia tau, jika dia terus seperti ini, dia bukan hanya mati rasa tapi juga memelencengkan takdir, sebut saja jodoh.

Jumat, 03 Maret 2017

Perempuan itu ingin menangis. Ingin meluapkan segala keluh kesah, kesedihan dan kesakitan yan ia rasakan. Tetapi dia kebingungan. Pundak siapa yang ikhlas di banjiri oleh lautan tangisannya?

Dia hanya butuh seorang pendengar, pundak, dan pententram rasa.  Dia selalu mengkategorikan bahwa dia itu kuat, padahal sebenarnya dia hanya bersandiwara.
Perempuan itu menatap dengan tatapan kosong,. Iya, akhir-akhir ini dia sering melamun. Di rumah, angkutan umum, tempat makan, tempat kerja dan semua tempat yang ia singgahi. Entah melamunkan apa. Sesekali dia tersenyum dan tertawa, namun akhirnya dia menjadi sosok pendiam kembali. Dia tertawa, dia tersenyum, tapi terlihat sedih. Yang ia rasakan, hatinya seakan mati. Mati untuk percaya lagi, mati untuk jatuh cinta, lagi. Dia sedang menunggu, tapi tidak tahu sedang menunggu apa. Tidak tahu apa atau siapa yang sedang ia tunggui. Jika kehidupan nyata ini seperti dunia dongeng, mungkin akan menemukan judul “seorang putri menunggu pangeran”. Ya, tapi ini nyata. Sangat berbeda dengan dongeng yang di tulis oleh penulis fantasi. Dia tahu betul bahwa ini bukan dongeng. Entahlah, mungkin saat ini dia hanya ingin sendiri. Menikmati setiap butir luka yang ia rasakan. Menikmati sendiri yang memang membuat dia merasa sedih tetapi leluasa. Dia pandai menahan sedih, cukup dengan sebuah guyonan kecil yang membuat dia tidak terlihat seperti bersedih. Mungkin, ia tidak pernah lagi menunjukan kesedihannya, justru dengan menyembunyikan itu dia merasakan sensasi yang lebih lebih. Ketika harus berpura tidak ada apa-apa. Semoga hanya untuk sementara waktu perempuan itu berada pada posisi ini, semoga senyum dan tawa nya kembali seperti semula.

Popular Posts

Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Daftar Blog Saya

RM

Mengenai Saya

Foto saya
Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia

Hallo

the art of overthinking

It cannot be more simple than it is — with life comes all these rapid changes pretty unexpectedly, whether it greets you loudly or tries to ...

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

About