Kamis, 18 Juni 2020
By NurHafifah Sujana on Juni 18, 2020
Hai.. tiga kata yang sulit sekali ku ucap ketika pertemuan itu datang. Sebenernya gak susah, bukan gengsi juga, tapi lebih kepada "sungkan". Ya, kenapa sungkan? ada banyak alasannya. Salah satunya yaitu karena aku memiliki rasa bersalah yang besar, kesalahan yang membuat aku seperti ini, kesalahan yang membuat dia kayaknya benci aku juga, kesalahan yang seharusnya tidak menjadi kesalahan tetapi ku pikir aku telah bersalah, karena hati yang ku punya ini tidak sopan dan se enaknya memberi ruang utuh untuk dia yang padahal dia juga gak butuh itu dan gak minta itu. Dia sebenarnya butuh itu, sangat butuh, tapi bukan dalam diri aku. Aku mengerti dia, aku mengerti perasaannya seperti apa, dia gak mau aku. Lalu bagaimana dengan aku? aku yang keras kepala, aku gak minta untuk dibalas juga, tapi kadang sangat ingin dibalas. Aku yang berusaha untuk menggapainya nyatanya dia sangat sulit ku gapai. Tapi aku percaya, dia baik, sangat baik, aku tau dia gak sengaja bikin keadaan kayak gini. Bikin diri dia terlihat jahat. Aku yang berisik, dia gak suka dengan segala keberisikanku. Aku mengerti, dia hapus nomorku, dia sembunyikan aku dari aktifitasnya di instagram cuma karena gak mau aku ikut campur. Aku gak marah, cuma sedih aja. Yaudah sedih aja gitu. Tapi sampe gak bisa tidur sih, kepikiran harus minta maaf dengan cara gimana. Sampe pernah waktu itu beberapa bulan gak ketemu dengan keadaan yang kacau banget karena sikap dia yang berubah seratus delapan puluh derajat dan aku kebingungan gak tau harus gimana lalu bertemu dan akhirnya aku bisa tidur cepat. Aku gak tau ini kenapa, tapi kalau ketemu meskipun gak ngobrol dan cuma liat aja itu udah cukup, udah bikin seneng. Aku lagi bosen atau lagi banyak masalah, pasti mampir ke tempat dia, itu tu kayak udah aja gitu berasa hilang semua beban. Tapi kadang sih ngerasa sakit di setiap pertemuannya, karena sikap dia kadang bertolak belakang. Tapi gak papa, aku kan cuma butuh liat dia aja, urusan sakit hatinya aku emang udah jadi resiko. Selalu berdoa buat dia supaya tetap hidup di bumi, hadirkan segala hal-hal yang buat dia tetap tersenyum karena aku suka ketika dia tersenyum dan gak mau liat dia sedih, tapi aku sedih kalau yang bikin dia bahagia itu bukan aku. Masih banyak lagi ceritanya, nanti satu persatu aku ceritakan..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Popular Posts
-
Entah sudah berapa puisi ku tulis untuk menceritakan semua tentangmu. Mungkin tak akan ada habisnya. Sebab aku ingin selamanya menulisk...
-
Tentang ikhlas adalah sebuah pelajaran dengan bab-bab yang tidak pernah aku temukan akhirnya. Jika ikhlas serupa samudra, perahu seperti apa...
Cari Blog Ini
Diberdayakan oleh Blogger.
Daftar Blog Saya
RM
Mengenai Saya
Hallo
the art of overthinking
It cannot be more simple than it is — with life comes all these rapid changes pretty unexpectedly, whether it greets you loudly or tries to ...
0 komentar:
Posting Komentar