Akan ku ceritakan seperti apa kau dimataku, hingga ku namakan kau "dunia".

Senin, 13 Juli 2020

Seharusnya bukan jilid tujuh, melainkan jilid sembilan mungkin. Beberapa tulisan aku arsipkan, karena emang ngerasa yaudahlah jangan di post di blog. 
Sampai kapan ya? Sampai kapan apa? Segalanya. Lingkunganku sekarang berbeda dengan beberapa tahun yang lalu. Sementara sampai saat ini aku masih gak berani untuk sekedar bertanya soal hatinya. Lancang gak sih kalau aku pengen tau sebenarnya ada aku atau engga? Lancang gak sih kalau aku pengen tau kesempatan itu ada atau engga buat aku yang entah itu kapan? Lancang gak sih kalau aku pengen tau ada ga di setiap harinya dia inget aku walau hanya sekali?
Jujur, masih belum bisa di setiap hariku buat gak inget dia. Akugak tau kenapa, mungkin itu juga alasan kenapa aku bisa sampai segininya sama dia. Aku mengerti dia, dia gak suka kalau aku bahas soal ini. Mungkin aku akan terus dihantui rasa penasaran akan semua pertanyaan-pertanyaan yang belum sempat aku tanyakan. Temanku sampai heran, kok bisa aku menyukai dia yang bahkan komunikasi aja paling sekali dua kali, ketemu pun jarang. Aku cuma bisa senyum. Cuma aku yang rasain karena mereka gak tau kalau sebenernya segala hal apapun tentang dia bikin aku seneng. 
Kepribadian dia yang bikin aku penasaran, yang entah dia itu sebenarnya orangnya seperti apa. Matanya yang segaris, rambutnya yang aku suka ketika dibiarkan tidak di cukur. Senyumnya yang bikin aku seneng sekaligus deg degan. Cara dia berpakaian, cara dia menatap, cara dia menyapa, cara dia mengajakku bercanda dan segala hal tentang dia bikin aku jatuh cinta berkali-kali pada orang yang sama dan di waktu yang sama. Aku masih ingin melihat dia lebih lama lagi. Harapanku tidak pernah berubah adalah diberi waktu setidaknya satu hari untuk bisa menghabiskan waktu satu hari itu bersama dia. Entah itu hanya sekedar mengelilingi jalanan, pergi ke toko buku, diam di tempat yang hening, atau pergi ke sebuah kedai memesan kopi sambil bercerita banyak hal yang telah dia lalui, aku ingin mendengar dia bercerita. Walau dia pernah mengatakan akan mengelilingi kedai denganku, kurasa aku tidak perlu  untuk mengelilingi semua kedai, cukup satu dan aku bisa berlama-lama dengan dia sambil bercerita, kalaupun dia tidak ingin bercerita, aku yang akan bercerita tentang bagaimana dia di mata ku, atau kalaupun aku tidak bercerita, tidak apa-apa untuk hanya sekedar diam asal dia ada di dekatku utuh dan baik-baik saja. Aku mencintai segala hal tentang dia, aku mencintai dia. Cuma di sini aku berani mengatakannya, karena dia tidak akan membacanya.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Daftar Blog Saya

RM

Mengenai Saya

Foto saya
Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia

Hallo

the art of overthinking

It cannot be more simple than it is — with life comes all these rapid changes pretty unexpectedly, whether it greets you loudly or tries to ...

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

About